Bekasi (ANTARA) - Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Ubhara Jaya) menggelar seminar internasional bertema 'Security Update, An International Bilingual Seminar' membahas isu keamanan aktual yang berlangsung secara daring dan luring.
Seminar ini menghadirkan para pakar studi keamanan internasional antara lain Bilveer Singh dari National University of Singapore, Jasminder Singh dari Nanyang Technological University, Hermawan Sulistyo, dan praktisi teknologi dari Meguro Tokyo, Jepang, Anditto Heristyo.
"Visi kami adalah membangun kapasitas kelembagaan berbasis sekuriti. Visi yang menjadikan Ubhara Jaya sebagai satu-satunya perguruan tinggi di Indonesia yang berfokus pada kajian tentang isu-isu keamanan," kata Rektor Ubhara Jaya Inspektur Jenderal Polisi (Purn) Dr. Drs. Bambang Karsono, SH, MM di Bekasi, Selasa.
Dia mengatakan seminar ini menjadi bagian penting dari upaya Ubhara Jaya menjalankan fungsi akademik dalam menghasilkan kajian yang berfokus pada tema-tema keamanan dengan harapan membuka jejaring internasional lebih luas sekaligus peluang kerja sama berbagai pihak.
Guru Besar Departemen of Political Science, National University of Singapore Bilveer Singh memaparkan sejumlah tantangan keamanan tingkat regional meski saat ini tidak ada perang di kawasan Asia Tenggara.
Dia menjelaskan ancaman keamanan terbagi dua yakni konflik dan persaingan pengaruh kekuasaan terhadap negara seperti sengketa teritorial Laut China Selatan, juga konflik sengketa wilayah darat dan laut. Kedua ancaman rezim dan pemerintah semisal isu ekstremisme agama dan terorisme.
"Ancaman lain yang juga masih menjadi tantangan dalam bidang keamanan bagi negara-negara di Asia Tenggara termasuk permasalahan pangan, bencana alam, batas wilayah, kriminal, perdagangan manusia, pengungsian, korupsi, dan juga kemiskinan," ucapnya.
Peneliti International Centre for Political Violence and Terrorism Research, Nanyang Technological University, Singapura, Jasminder Singh menyoroti isu terkait terorisme dan ekstrimisme agama di kawasan Asia Tenggara.
Ancaman di bidang keamanan terbagi atas ekstrimisme agama, gerakan separatis di Myanmar, Indonesia, Thailand dan Filipina. Sikap lengah pada isu terorisme dan keamanan bisa berdampak besar pada keamanan.
"Kejahatan terorisme adalah pelajaran terbaik menyangkut soal keamanan, karena teroris adalah organisasi pembelajaran terbaik di dunia," ucapnya.
Praktisi teknologi dari Meguro Tokyo, Jepang, Anditto Heristyo memaparkan tantangan di bidang keamanan terkait dengan pemanfaatan internet pada masa pascapandemi COVID-19 dalam makalah bertema "Security and Sovereignty in Post-Pandemic Era Internet".
"Internet dibangun atas dasar keterbukaan dan kolaborasi, maka seharusnya prinsip ini tetap menjadi pijakan bagi setiap orang dalam memanfaatkan teknologi ini," ucap dia.
Sementara Profesor Riset Universitas Bhayangkara Jakarta Raya yang juga menjabat Kepala Pusat Studi Keamanan Nasional (Puskamnas) Hermawan Sulistyo menyampaikan pemaparan terkait isu keamanan jelang perhelatan Pemilihan Umum 2024 di Indonesia.
"Dalam konteks Pemilu mendatang, gagasan pemikirannya adalah bukan pada pengumpulan dukungan dalam bidang politik, namun bagaimana kita memahami dan memetakan potensi konflik di bidang keamanan yang menjadi bagian dari kegiatan penyadaran publik," katanya.
Berbagai hasil kajian dari seminar ini akan berfungsi sebagai sumbangan pemikiran dan menjadi masukan strategis para pembuat kebijakan serta menjadi kontribusi Ubhara Jaya pada bangsa dan kemanusiaan.
Ubhara Jaya gelar seminar internasional bahas isu keamanan
Selasa, 9 Agustus 2022 18:31 WIB