Jakarta (ANTARA) - Kepala Pusat Studi Sawit Institut Pertanian Bogor (IPB) Budi Mulyanto mengungkapkan, di dalam areal yang diklaim pemerintah sebagai kawasan hutan, masih banyak lahan yang tidak berhutan yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan pangan dan energi.
Pernyataan Menteri Kehutanan yang akan menyediakan lahan seluas 20 juta hektar bagi pengembangan pangan dan energi dinilai sangat relevan baik dari sudut pandang teknis maupun regulasi.
‘’Banyak orang selalu mempunyai image bahwa seluruh kawasan hutan berwujud hutan, nyatanya tidak. Diantara 120-an juta hektar daratan yang diklaim sebagai kawasan hutan nyatanya, menurut data KLHK terdapat 31,8 juta hektar yang tidak berhutan,’’ jelas Budi Mulyanto di Jakarta, Selasa.
Budi menjelaskan pengembangan perkebunan sawit yang akan dilakukan di lahan marginal justru membuat lahan tersebut menjadi lebih hijau, lebih produktif baik secara sosial maupun ekonomi sebagaimana perwujudan Sustainable Development Goals (SDGs) yang dianjurkan oleh PBB.
‘’Lahan seluas 31,8 juta hektar adalah lahan masyarakat dan lahan terlantar. Hal ini perlu segera dibereskan data dan administrasi tenurialnya. Dengan demikian sangat tidak relevan perluasan lahan perkebunan sawit dikaitkan dengan deforestasi,’’ tutur Guru Besar IPB ini.
Baca juga: Menteri LH ingatkan penting hutan kota
Baca juga: Madani ingatkan dampak konversi hutan dan gambut jadi perkebunan sawit akibatkan emisi GRK