Kota Bogor (ANTARA) - Republik Indonesia melalui IPB University bekerja sama dengan United States Dairy Export Council (USDEC) dan New Mexico Department of Agriculture (NMDA) untuk meningkatkan produksi susu sapi nasional demi memenuhi kebutuhan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Kerja sama itu diwujudkan dalam bentuk kemitraan US Indonesia Dairy Farmer Partnership (USIDP), sebuah aliansi program edukasi untuk peternak sapi perah Indonesia yang diluncurkan di IPB International Convention Center, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa.
Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) University Prof Arif Satria menjelaskan, saat ini angka produksi susu dari sapi perah dalam negeri baru mampu menyediakan 20 persen dari total kebutuhan nasional, sedangkan sisanya 80 persen berasal dari proses impor.
Baca juga: SPPG Purwakarta temukan sejumlah anak yang tidak terbiasa makan nasi
"Oleh karena itu kita ingin meningkatkan kapasitas produksi peternakan sapi perah kita, peningkatan produksi susu oleh peternak kita, sehingga program ini kita lakukan," kata Prof Arif.
Program yang dilaksanakan mulai Januari 2025 ini dilakukan dalam bentuk pelatihan kepada 40 trainer dan 100 orang peternak sapi perah di seluruh Indonesia yang akan dilaksanakan di empat kota, yaitu Bogor, Bandung, Yogyakarta, dan Malang.
Menurut dia, AS memiliki pengalaman luar biasa dalam hal produksi susu. Terlebih, di Negeri Paman Sam yang bertindak aktif melakukan pendampingan kepada para peternak sapi perah bukan pemerintah, melainkan universitas-universitas setempat.
Baca juga: Daerah yang belum melaksanakan Program Makan Bergizi Gratis
"IPB sudah komitmen memberikan support untuk suksesnya program Makan Bergizi Gratis, yang salah satunya adalah bagaimana kita mampu untuk meningkatkan kemampuan atau kapasitas dalam penyediaan susu," ujarnya.
Tim Pakar Bidang Susu Badan Gizi Nasional (BGN) Prof Epi Taufik mengatakan, program ini memberikan pendampingan, pelatihan, khususnya bagi peternak kecil dan menengah, agar mereka dapat meningkatkan produktivitas susu sapi perah mereka.
Ia berharap kerja sama ini dapat meningkatkan angka produksi susu dari masing-masing sapi perah menjadi 15-20 liter per ekor per hari. Karena, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) rata-rata produksi susu dari sapi perah rakyat baru di angka 12,5 liter per ekor per hari.
Baca juga: Siswa berkebutuhan khusus di Tulungagung belum bisa menerima program MBG
"Karena sapi perah kita itu saat ini 85 persen ada di peternak rakyat yang hanya 2 sampai 5 ekor. Dan rata rata usia peternak sapi perah kita itu 56 tahun. Secara pendidikan mereka tidak berlatar belakang pendidikan peternakan atau kedokteran hewan, rata rata karena keturunan," kata Prof Epi.
Menurut dia, adanya program Makan Bergizi Gratis secara otomatis akan meningkatkan jumlah konsumsi susu secara nasional.
"Makanya tadi, dikatakan oleh Direktur Kesehatan Hewan, ada program importasi 1 juta ekor sapi perah selama 5 tahun. Itu dalam rangka meningkatkan produksi. Ini kan harus didampingi," ujarnya lagi.