Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menekankan kepada jajarannya untuk kembali menggelorakan aktivitas riset, dan menjadikan BRIN sebagai jangkar aktivitas riset nasional.
Handoko menilai BRIN harus bisa menjadi payung riset nasional dan menaungi berbagai riset parsial yang dilakukan oleh berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
"Kita akan mengarah ke situ, sehingga dengan adanya payung itu otomatis riset di kampus akan hidup, karena ada penghelanya," kata Handoko melalui keterangan di Jakarta, Rabu.
Handoko menilai program riset yang besar selalu berbasis kepada infrastruktur riset yang memadai, di mana hal ini tidak dapat dioptimalkan jika hanya bergantung kepada perguruan tinggi.
Baca juga: BRIN siap dukung serta fasilitasi riset perguruan tinggi dan industri
Oleh sebab itu, lanjutnya, BRIN memiliki Deputi Infrastruktur Riset dan Inovasi sebagai upaya penguatan kemitraan antara BRIN dengan berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
"Ini akan menjadi flagship BRIN, dan peluang BRIN untuk bisa bekerja sama dan mengeksplorasi potensi-potensi dari dalam dan luar negeri," ujarnya.
Handoko juga menegaskan pentingnya percepatan penguatan digitalisasi untuk seluruh aspek dan proses bisnis internal di BRIN, khususnya terkait dengan proses, mulai dari perencanaan, monitoring, evaluasi sampai dengan pelaporan, yang harus diintegrasikan.
Di samping itu, ia juga menekankan adanya langkah penguatan kemitraan dengan berbagai Kementerian/Lembaga (K/L) Negara, khususnya terkait dengan diplomasi global. Dalam hal ini tentu dengan Kementerian Luar Negeri sebagai instansi penjuru yang utama serta instansi penjuru teknisnnya.
Baca juga: BRIN kukuhkan lima orang pakar berbagai bidang ilmu menjadi profesor riset baru
Handoko mengungkapkan penguatan tata kelola dan pemanfaatan data besar atau big data yang dihasilkan secara alami dari seluruh aktivitas dan proses bisnis internal di BRIN juga menjadi perhatian.
"BRIN itu yang terdepan untuk Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), dan juga untuk informasi, serta data. Kita harus menunjukkan bagaimana kita bisa memanfaatkan big data yang kita miliki," tutur Laksana Tri Handoko.