Depok (ANTARA) - Majelis hakim sidang putusan gugatan perdata aset First Travel (FT) di Pengadilan Negeri Kota Depok,Jawa Barat, ditunda karena musyawarah yang dilakukan hakim belum selesai.
Penundaan itu mengakibatkan seorang ibu yang menjadi korban First Travel pingsan.
"Sidang putusan kami tunda karena belum selesai melakukan musyawarah," kata Ketua Majelis Hakim Raymond Wahyudi di Pengadilan Negeri Kota Depok, Senin.
Baca juga: Wapres: Pengembalian dana jemaah First Travel harus adil
Akibat ditundanya sidang perdata kasus FT tersebut, seorang ibu yang menjadi korban jamaah First Travel pingsan.
Teriakan Inalillahi dan Allahu Akbar menggema di ruang sidang hingga suasana menjadi riuh.
Zuherial yang juga menjadi korban First Travel mengaku kecewa dengan ditundanya pembacaan putusan tersebut.
Baca juga: Kajari Depok sudah perjuangkan hak korban First Travel
Ia mengatakan, bersama rekan-rekannya mengajukan gugatan perdata First Travel kepada Andika Surahman dan juga Kejaksaan Agung dalam hal ini Kejaksaan Negeri Depok.
Sidang mulai digelar pada Maret 2019. Selama persidangan juga banyak ditunda. Bahkan saat pembacaan putusan juga dilakukan penundaan.
Baca juga: Pengamat: Jaksa harus banding putusan First Travel
Ia berharap putusan sidang yang akan dilakukan pada 2 Desember 2019 dapat dikabulkan.
"Kalau gugatan dikabulkan maka saya akan melaporkan hal tersebut kepada Presiden Jokowi," ujarnya.
Sidang putusan First Travel di PN Depok ditunda, seorang ibu pingsan
Senin, 25 November 2019 13:58 WIB
Seorang korban jamaah First Travel yang hadir dalam sidang di PN Depok pingsan usai mendengar ditundanya sidang putusan gugatan First Travel. (ANTARA/ Feru Lantara)
Sidang putusan kami tunda karena belum selesai melakukan musyawarah.
