Jenewa (ANTARA) - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis memperingatkan bahwa kelaparan dan penderitaan di Gaza masih parah meskipun gencatan senjata telah berlaku, menambahkan bahwa tingkat bantuan belum membaik dan evakuasi medis masih terlalu terbatas untuk memenuhi kebutuhan.
"Gencatan senjata yang diumumkan dua minggu lalu masih rapuh dan telah dilanggar, tetapi tetap berlaku, yang merupakan kabar baik bagi semua orang," ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam jumpa pers di Jenewa. "Namun, krisis ini masih jauh dari selesai, dan kebutuhannya sangat besar."
Tedros menekankan bahwa "tidak ada perubahan jumlah bantuan sejak gencatan senjata, meski bantuan telah meningkat sejak gencatan senjata tetapi masih "hanya sebagian kecil" dari kebutuhan sebenarnya.
Ia menambahkan bahwa kelaparan membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih.
Sementara itu, banyak truk yang memasuki Gaza sekarang adalah truk komersial, yang tidak membantu, karena orang-orang tidak mampu membeli.
Terkait evakuasi medis, kepala WHO itu memperingatkan bahwa "evakuasi medis seminggu sekali tidaklah cukup," begitu pula dengan satu atau dua rute yang tersedia untuk operasi semacam itu.
Ia mendesak Israel untuk mengizinkan pasien bepergian ke Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, untuk segera menerima perawatan. "Bagi sebagian orang, penundaan berarti kematian," ujarnya, karena 700 orang telah meninggal dunia saat menunggu.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Trump sebut Israel akan kehilangan seluruh dukungan AS jika caplok Tepi Barat
Baca juga: WHO evakuasi 41 pasien kritis dari Jalur Gaza pascagencatan senjata
Baca juga: PBB sebut bantuan Gaza terhambat karena penutupan perbatasan
