Semarang (ANTARA) - Universitas Diponegoro Semarang menggandeng Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menjadikan Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) Semarang sebagai pusat riset penanggulangan kanker.
Rektor Undip Prof Suharnomo, di Semarang, Sabtu, mengatakan bahwa Indonesia secara umum mengalami kekurangan dokter spesialis sehingga Undip siap mendukung dengan mencetak dokter spesialis yang dibutuhkan.
"Saya rasa Undip, salah satunya siap untuk mengembangkan itu sehingga yang mendukung pemerintahan Pak Prabowo untuk penyediaan dokter spesialis. Untuk 'expertise'-nya, terutama kami akan fokus pada 'cancer' (kanker)," katanya.
Baca juga: Undip bangun hotel berbintang di kampus Teluk Awur Jepara
Hal tersebut disampaikannya usai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Undip dan Bappenas di Kampus Undip.
Undip akan mengembangkan RSND melalui hibah pinjaman luar negeri Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi.
Pengembangan itu berupa Diponegoro Research and Cancer Center (DRCC) dan transformasi RSND menuju rumah sakit berbasis kompetensi dan smart hospital (clinic hub).
"Kami memilih bidang onkologi dan sejenisnya dan tadi juga melihat ada 'rare disease' (penyakit langka)," kata Suharnomo.
Baca juga: RSND Semarang dan Undip gelar operasi tumor otak "live" untuk edukasi
Sementara itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas Rachmat Pambudy mengatakan, Bappenas harus memastikan bahwa perencanaan tersebut dilaksanakan dengan baik.
"Kami sudah ada kerja sama dengan Fakultas Kedokteran Undip, ada rumah sakit di bawah fakultas kedokteran rumah sakit pendidikan," katanya.
Menurut dia, FK Undip nantinya juga akan bersama-sama membentuk konsorsium dengan FK-FK perguruan tinggi yang lain.
"Dengan demikian, maka akan ada peningkatan efektivitas, efisiensi dan juga akan ada percepatan dalam rangka pengembangan ilmu," katanya.
Baca juga: Undip dan perusahaan Jepang siapkan lulusan di kancah global
Ia sangat mendukung pengembangan RSND sebagai pusat riset penanggulangan kanker, mulai pencegahan, pengobatan, hingga rekonstruksi pasca atau setelah pasien sembuh sehingga akan terbentuk ekosistem penanggulangan kanker.
Bappenas, kata dia, perlu memastikan setiap tahapan dari perencanaan agar sesuai dengan ketentuan, termasuk pemenuhan atas standar-standar yang telah ditetapkan.
"Nah, standar-standar kesehatan pun nanti dengan Kemenkes, juga dipenuhi (standar, red.) pendidikan dalam satu atap. Karena pendidikan dan kesehatan itu sama-sama dan Bappenas berkewajiban memastikan perencanaan itu bisa berlangsung baik," katanya.
Pada kesempatan itu, Menteri juga bertemu langsung dengan Direktur RSND dr Agus Setiyo Hadipurwanto, dan Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Undip Dr Yan Wisnu Prajoko.
