Bandung (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengungkapkan pihaknya segera mengundang Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) wilayah Jabar guna mengevaluasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dalam beberapa waktu terakhir mengalami masalah berupa kasus keracunan.
"Saya pekan depan, ya kita gini, mau mengundang Kepala MBG yang membidangi wilayah Jawa Barat untuk dilakukan evaluasi," kata Dedi di Bandung, Selasa.
Evaluasi ini, kata dia, akan dilakukan secara paripurna dan terbuka, dengan tujuan agar berbagai problem yang terjadi seperti keracunan siswa tidak terulang lagi.
Baca juga: Kepala daerah se-Jabar kumpul di Karawang bahas percepatan pembangunan infrastruktur
Baca juga: Dedi Mulyadi bangun 25 rumah panggung di Karawang dari janji seribu
Kasus keracunan MBG yang terjadi di beberapa daerah di Jabar yang terbaru seperti Garut dan Bandung Barat, kata Dedi, karena jarak waktu masak makanan dan distribusi yang terlalu lama.
"Karena apa? Karena masaknya malam, dan didistribusikan dan dimakannya oleh siswa itu sangat siang hari. Ini harus menjadi bahan evaluasi agar mereka yang memiliki tugas atau dapat order untuk melakukan upaya menyiapkan makanan MBG bagi siswa harus bisa memperhitungkan antara jam dimasak dan jam dimakan, ini penjelasan Kepala Dinas Kesehatan," ujarnya.
Ketika ditanya kemungkinan tindakan pidana, Dedi hanya menjawab akan segera turut mengundang pihak-pihak penyelenggara yang makanannya menimbulkan keracunan bagi siswa.
Baca juga: Dedi Mulyadi minta kepala daerah fokus persoalan mendasar
"Nanti saya tanya juga pada penyelenggara apakah akan diteruskan atau harus dievaluasi," ucapnya menambahkan.
Sebelumnya, kejadian keracunan makanan MBG terjadi di Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung Barat. Di mana di Kecamatan Kadungora, Bandung Barat, sebanyak 657 orang mengalami gejala keracunan pada Selasa (16/9), 19 orang di antaranya dirawat dan sudah pulih.
Sementara di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, lebih dari 300 siswa mengalami keracunan akibat mengonsumsi jatah makan MBG pada Senin (22/9).
Atas kejadian-kejadian tersebut, BGN menghentikan sementara Program MBG untuk dievaluasi menyeluruh agar kejadian serupa tidak terulang.
