Kabupaten Bogor (ANTARA) - Ketua DPRD Kabupaten Bogor Sastra Winara menyoroti penyempitan daerah aliran sungai (DAS) yang menjadi salah satu penyebab utama musibah banjir di Cileungsi.
Sastra mengatakan, banjir yang kerap terjadi di kawasan itu disebabkan oleh saluran air yang tidak mampu menampung debit air saat hujan deras, sehingga mengakibatkan luapan air yang merendam tujuh perumahan di sekitar lokasi.
"Alhamdulillah sudah direspons oleh pemerintah provinsi. Pembangunan gorong-gorong dengan ukuran cukup besar sedang berlangsung, walaupun sebelumnya banjir sempat terjadi karena saluran lama tidak memadai," katanya saat meninjau proyek pembangunan gorong-gorong di ruas Jalan Provinsi Cileungsi–Cibeet, Desa Cipeucang, Kecamatan Cileungsi, Rabu.
Ia menyebut, informasi awal mengenai persoalan tersebut diterimanya dari anggota DPR RI Mulyadi, yang disampaikan melalui anggota DPRD Kabupaten Bogor, Achmad Fathoni.
Saat melakukan peninjauan, Sastra juga menyoroti penyempitan DAS di bagian hilir proyek. Ia menilai, kondisi itu berpotensi memperparah banjir jika tidak segera ditindaklanjuti.
"DAS setelah gorong-gorong terlihat menyempit. Saya sudah minta kepada Dinas PUPR dan DPKPP untuk mengecek legalitas dan dampaknya. Jika melanggar, harus dibongkar. Jangan sampai pembangunan liar memperparah situasi," ujarnya.
Sastra juga meminta percepatan penyelesaian proyek gorong-gorong, mengingat ruas jalan tersebut merupakan jalur vital yang kerap mengalami kemacetan akibat pekerjaan konstruksi.
"Saya minta penyelesaian dipercepat dan Kadis PUPR turun langsung ke lapangan. Proyek ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut karena berpotensi mengganggu aktivitas warga," ucapnya.
Ia berharap koordinasi lintas sektor terus diperkuat agar penanganan banjir bisa lebih maksimal. Sastra juga meminta dukungan dari para legislator untuk mengawal proyek tersebut hingga tuntas.
Achmad Fathoni, yang juga Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Bogor, menyatakan bahwa titik saluran tersebut merupakan sumber utama banjir di wilayah Cileungsi karena aliran air dari hulu tertahan di lokasi itu.
"Kalau bagian ini belum diperbaiki, banjir akan terus berulang. Alhamdulillah tahun ini sudah dianggarkan dan pengerjaan telah dimulai. Ini bagian penting dari solusi," katanya.
Fathoni menambahkan, perbaikan saluran induk perlu diiringi dengan penataan saluran antar-perumahan yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Bogor.
"Kita pastikan penanganannya menyeluruh. Setelah proyek ini selesai, kami akan dorong pemkab untuk menata saluran air di perumahan-perumahan terdampak," katanya.
