Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa optimistis Cyber Defense Academy (CDA) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari, Kabupaten Malang, akan tumbuh sebagai kiblat pelatihan, penelitian, dan inovasi di bidang pertahanan siber, tidak hanya di tingkat nasional, juga kawasan Asia Tenggara (ASEAN).
“CDA ini sangat strategis dan menjadi kebutuhan mendesak untuk membangun pertahanan digital yang tangguh serta menciptakan ekosistem keamanan siber yang aman, khususnya bagi Jawa Timur dan Indonesia,” ujar Khofifah dalam keterangan diterima di Surabaya, Rabu.
Khofifah menjelaskan bahwa CDA KEK Singhasari merupakan akademi pertahanan siber pertama di Indonesia dan merupakan bagian dari upaya strategis memperkuat ketahanan siber nasional serta mencetak talenta digital unggul.
“Ini adalah proses panjang yang berangkat dari cita-cita besar, ketekunan, dan kerja keras. Saya bahkan telah mengomunikasikan ini kepada Presiden Ketujuh Indonesia Joko Widodo dan Mensesneg Pratikno saat itu,” ujarnya.
Ia menyebut transformasi digital yang cepat membawa manfaat besar, namun juga menimbulkan tantangan, khususnya dalam aspek keamanan. Oleh karena itu, kehadiran CDA akan memperkuat kemampuan mahasiswa yang berasal dari kalangan akademisi maupun birokrat.
Mengutip survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2024, Khofifah menyebut tingkat penetrasi internet di Jawa Timur mencapai 81,79 persen atau sekitar 34 juta penduduk telah terhubung ke internet. Hal ini, menegaskan urgensi penguatan sistem keamanan digital.
“Diperlukan tenaga ahli yang mampu menjaga infrastruktur digital dan data sensitif. CDA menjadi jawaban atas kebutuhan tersebut,” katanya.
Lebih lanjut, Khofifah menjelaskan bahwa CDA merupakan hasil kolaborasi strategis antara Indonesia dan India, dengan melibatkan mitra seperti Acquarii India dan Diaas.in di bawah pimpinan pakar keamanan siber Samarjit Acharjee yang berpengalaman lebih dari dua dekade.
“Saya optimistis program ini akan mencetak talenta digital siap kerja dengan standar global,” ujarnya.
Selain CDA, Khofifah menyampaikan bahwa sejak September 2024, King's College London (KCL) juga telah membuka program pembelajaran jarak jauh di KEK Singhasari.
Menurutnya, kepercayaan lembaga internasional seperti KCL menjadi indikator kuat atas potensi kawasan ini.
“Kita berharap Singhasari menjadi mercusuar industri digital, tidak hanya dari sisi animasi, tetapi juga secara akademik melalui penguatan ekonomi digital dan masa depan digital,” katanya.
Gubernur Khofifah menambahkan bahwa KEK Singhasari kini berkembang sebagai pusat pertumbuhan ekonomi digital dan pariwisata berbasis teknologi, sekaligus menjembatani potensi lokal dengan jejaring global.
“Sinergi antara lembaga pendidikan, pemerintah, dan industri akan menjadi fondasi penting dalam membangun ekosistem digital yang kompetitif dan berkelanjutan,” ujarnya.