Jakarta (ANTARA) - Menerjang banjir dengan kendaraan baik roda empat maupun roda dua memiliki risiko yang cukup besar bagi kesehatan kendaraan itu sendiri, terlebih ketika kendaraan tersebut terkena istilah water hammer.
Pendiri workshop dan bengkel Scooter VIP, Dennil Sagita mengatakan bahwa water hammer merupakan sebuah kondisi air yang berlebih masuk ke dalam ruang bakar mesin motor, sehingga kejadian ini dapat mengganggu proses pembakaran.
“Water hammer ini terjadi karena adanya kondisi air berlebih masuk ke ruang bakar, otomatis kalau sampai terjadi water hammer biaya perawatannya mahal banget,” kata Dennil Sagita kepada Antara di Jakarta, Sabtu.
Hal ini terjadi ketika motor terendam air yang cukup dalam hingga merendam mesin kendaraan dan biasanya terjadi ketika dalam kondisi banjir.
Kerugian yang cukup besar harus ditanggung oleh pemilik motor ketika mereka terkena musibah tersebut. Untuk itu, dirinya menyarankan untuk tidak menerobos genangan yang cukup parah dan segera mencari jalan lain.
Namun, ketika pemilik kendaraan harus terpaksa dan tidak ada jalan lain untuk mencapai tujuan yang ini dicapainya, salah satu cara yang harus dilakukan adalah dengan cara menarik gas secara konsisten dan usahakan motor tidak sampai mati.
“Jika sudah terlanjur/terpaksa karena tidak ada pilihan usahakan mesin harus selalu dalam kondisi gas dimain mainkan sedikit jangan sampai mesin mati dan biarkan posisi selalu idle agar air tidak masuk dari jalur lubang knalpot,” ujar dia.
Dalam kondisi ini, kerusakan yang disebabkan oleh water hammer diantaranya adalah pada bagian stang piston. Menurut dia, piston dapat pecah maupun bengkok, sehingga kondisi ini dapat memicu kerugian materi yang cukup besar bagi pemilik.
Masalah selanjutnya yang akan dialami kendaraan yang terkena water hammer ini adalah mesin yang mungkin akan bocor terlebih pada bagian sambungannya, retaknya blok mesin serta kerusakan pada komponen internal lainnya.
Untuk mengatasi itu semua, pemilik harus membawa kendaraan mereka ke bengkel langganan mereka untuk dilakukan pengurasan pelumas mesin, flushing pada mesin hingga pembersihan bagian CVT secara menyeluruh.
Tingginya curah hujan di wilayah Jakarta dan sekitarnya tidak jarang menyebabkan genangan air di berbagai ruas jalan. Hal ini menjadi perhatian khusus, terutama bagi pengendara sepeda motor. Kondisi tersebut memunculkan tantangan tersendiri, terutama saat harus menerobos genangan air yang tinggi, yang berisiko menyebabkan motor mogok.
Motor yang mogok setelah melewati genangan banjir menjadi masalah umum yang dihadapi pengendara. Mogoknya motor bisa disebabkan oleh masuknya air ke dalam mesin atau gangguan pada sistem kelistrikan motor. Dampaknya, pengendara harus menghadapi kesulitan yang bisa memperburuk situasi di tengah hujan dan lalu lintas yang padat.
Untuk mengatasi motor yang mogok akibat terjebak banjir, pengendara perlu mengetahui langkah-langkah yang tepat. Dengan melakukan tindakan yang benar, motor bisa kembali berfungsi normal dan menghindari kerusakan lebih lanjut. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi motor mogok setelah menerjang banjir.
1. Tetap tenang dan jangan panik
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah tetap tenang. Kepanikan hanya akan memperburuk situasi dan menghambat pengambilan keputusan yang tepat. Segera pinggirkan motor ke tempat yang aman dan tidak mengganggu arus lalu lintas.
2. Matikan mesin dan cabut kunci kontak
Setelah motor berada di tempat yang aman, matikan mesin dan cabut kunci kontak. Hal ini penting untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada sistem kelistrikan motor akibat kontak dengan air.
3. Periksa dan keringkan busi
Busi yang basah dapat menyebabkan motor sulit dinyalakan. Lepaskan busi menggunakan kunci busi, kemudian keringkan dengan lap kering atau tisu. Setelah itu, pasang kembali busi ke tempatnya.
4. Periksa filter udara
Filter udara yang basah atau kotor dapat menghambat aliran udara ke mesin, sehingga mengganggu proses pembakaran. Periksa kondisi filter udara dan pastikan dalam keadaan bersih dan kering. Jika filter terlalu basah atau kotor, sebaiknya ganti dengan yang baru.
5. Periksa knalpot
Air yang masuk ke dalam knalpot dapat menghambat proses pembuangan gas sisa pembakaran. Untuk mengeluarkan air dari knalpot, posisikan motor dengan standar tengah dan miringkan sedikit agar air dapat keluar melalui lubang knalpot. Pastikan tidak ada air yang tersisa di dalamnya sebelum mencoba menyalakan mesin kembali.
6. Ganti oli mesin
Jika motor terendam banjir hingga melebihi knalpot atau CVT, ada kemungkinan oli mesin tercampur dengan air. Segera ganti oli mesin untuk menghindari kerusakan pada komponen internal mesin. Disarankan untuk mengganti oli minimal tiga kali untuk memastikan tidak ada sisa air yang tertinggal di dalam mesin.
7. Hidupkan mesin
Setelah semua komponen diperiksa dan dipastikan dalam kondisi kering, coba nyalakan mesin. Gunakan kick starter jika tersedia, karena lebih efektif dibandingkan electric starter dalam kondisi ini. Jika mesin berhasil menyala, biarkan diam sejenak untuk memastikan semuanya berfungsi normal.
8. Bawa ke Bengkel Resmi
Jika setelah melakukan langkah-langkah di atas motor masih belum bisa menyala atau terdapat gejala lain yang mencurigakan, sebaiknya bawa motor ke bengkel resmi untuk pemeriksaan lebih lanjut oleh mekanik profesional.
Pencegahan sebelum menerobos banjir
Sebelum memutuskan untuk menerobos banjir, ada baiknya mempertimbangkan hal-hal berikut untuk mencegah motor mogok:
1. Perhatikan ketinggian air
Pastikan ketinggian air tidak melebihi setengah roda motor. Jika air terlalu tinggi, risiko air masuk ke dalam mesin melalui filter udara atau knalpot semakin besar.
2. Jaga putaran mesin
Saat melewati genangan air, pertahankan putaran mesin pada RPM yang stabil untuk mencegah air masuk ke dalam knalpot. Hindari menurunkan gas secara tiba-tiba yang dapat menyebabkan air terhisap masuk.
3. Gunakan gigi rendah
Gunakan gigi rendah untuk memastikan tenaga mesin cukup kuat saat melewati genangan air. Hal ini membantu menjaga kestabilan motor dan mencegah mesin mati mendadak.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, pengendara diharapkan dapat mengatasi masalah motor mogok setelah menerobos banjir. Hal ini juga akan membantu meminimalisir kerusakan pada kendaraan, sehingga motor dapat kembali berfungsi normal.
Namun, yang terpenting adalah selalu mengutamakan keselamatan. Sebelum melintasi area yang tergenang air, pengendara perlu mempertimbangkan kondisi jalan dengan cermat untuk menghindari risiko yang lebih besar.
Pengendara sepeda motor harus ekstra hati-hati saat melintasi jalan dalam kondisi hujan demi menghindari potensi bahaya seperti tergelincir, menghantam lubang dan hal-hal lain yang mengancam keselamatan jiwa.
"Faktor pengendara, kendaraan, lingkungan atau cuaca sangat mempengaruhi saat berkendara di musim hujan. Kita wajib menjalankan safety riding untuk menjaga diri sendiri dan pengendara lainnya, khususnya menghindari potensi bahaya saat berkendara di musim hujan," kata Antonius Widiantoro, Manager Public Relations YRA Community PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).
Yamaha Riding Academy (YRA) pada Minggu membagikan sejumlah kiat yang bisa diterapkan pengguna sepeda motor saat berkendara menerjang hujan, berikut ulasannya:
Jaga jarak aman
Menjaga jarak adalah rumus wajib berkendara dalam kondisi cuaca kering maupun basah, baik untuk pengguna sepeda motor maupun mobil.
Jaga jarak saat musim hujan semakin penting karena jarak pengereman antara kendaraan dan daya cengkeram rem bisa berkurang karena kondisi basah dan faktor jalan yang licin.
Untuk itu, aturlah kecepatan kendaraan dan sesuaikan jarak Anda dengan posisi kendaraan di depan untuk menghindari tabrakan atau rem mendadak.
Atur guna rem
Lakukan pengereman dengan halus dan perlahan, karena saat kondisi hujan, traksi atau daya cengkram roda terhadap permukaan jalan basah menjadi berkurang.
Sebelumnya, Anda juga perlu memeriksa komponen rem dan menggantinya jika sudah tidak layak digunakan demi mencegah kecelakaan.
Perlengkapan
Jangan remehkan perlengkapan berkendara, semisal jas hujan, helm maupun sepatu, sebab alat-alat itu dapat menjaga Anda dari potensi kecelakaan saat hujan.
Gunakan jas hujan sesuai standar, setelan jas dan celana, dan hindari penggunaan model ponco karena risiko tersangkut di roda. Anda juga bisa memilih jas hujan dan helm dengan warna cerah agar terlihat pengendara lain saat pandangan terganggu hujan.
Pakailah sepatu berbahan karet karena selain melindungi kaki, alas tersebut tidak mudah tergelincir saat Anda membutuhkan bantuan pijakan saat menanjak atau berhenti.
Hal yang tidak kalah penting adalah ganti kaca helm dengan visor bening untuk mengopimalkan pandangan saat hujan.
Perawatan harian
Perawatan harian adalah kunci kenyamanan dan keselamatan berkendara. Perhatikan kondisi ban (tidak gundul dan sesuaikan tekanan angin), rem serta kelistrikan (termasuk lampu hingga klakson).
Periksa juga kondisi bodi motor, karena bodi yang renggang memungkinkan air masuk dan merusak komponen di dalamnya yang membuat motor Anda mogok saat melintasi hujan.
Baca juga: Berikut langkah yang harus dilakukan ketika motor mati saat menerjang banjir
Baca juga: Ini risikonya jika paksa mobil menerjang banjir