Jakarta (ANTARA) - Menteri Pembangunan Internasional Kanada Ahmed Hussen menegaskan bahwa rakyat Palestina harus tetap berada di Tanah Airnya dan tak boleh sampai direlokasi paksa ke luar wilayah mereka.
“Kami yakin bahwa rakyat Palestina punya hak atas tanah air mereka, hukum internasional harus dipatuhi, dan tak ada satupun dari mereka yang boleh direlokasi dari tanah mereka sendiri,” kata Hussen dalam konferensi pers di sela-sela kunjungannya ke Jakarta, Jumat.
Terkait kondisi di Gaza menyusul gencatan senjata, ia mengatakan bahwa drastisnya kenaikan jumlah truk bantuan kemanusiaan yang memasuki Gaza saat ini patut disyukuri mengingat sebelum gencatan senjata, tidak ada satupun bantuan yang dapat masuk kawasan itu.
Namun, bantuan kemanusiaan yang masuk ke wilayah kantong tersebut masih harus terus ditambah, kata dia.
Baca juga: Indonesia terus perjuangkan pastikan rakyat Palestina tetap bertahan di Tanah Airnya
Baca juga: Macron sebut Gaza rumah bagi 2 juta orang Palestina
Menteri Kanada tersebut berkata bahwa kebutuhan bantuan saat ini masih mendesak untuk pasokan komoditas tanggap darurat sebelum pasokan bantuan untuk pemulihan dan rekonstruksi wilayah secara umum dapat disalurkan.
Hussen meyakini bahwa satu-satunya cara untuk mengakhiri konflik adalah dengan mewujudkan solusi dua negara di mana rakyat Israel dan Palestina saling hidup berdampingan secara aman dan damai.
“Tak terelakkan, hal tersebut juga berarti negara Palestina harus berdiri supaya rakyat Palestina dapat hidup dalam kebebasan, martabat, dan kemerdekaan yang mereka perjuangkan selama ini,” ucap dia.
“Kami juga meyakini bahwa proses rekonstruksi di Gaza harus berjalan beriringan dengan proses politik yang tak bisa berubah dalam upaya mewujudkan solusi dua negara,” tutur Hussen, menambahkan.
Baca juga: PBB: Rencana Trump terhadap Jalur Gaza tak bermoral
Menyusul usulannya untuk merelokasi warga Palestina keluar dari Jalur Gaza, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa AS berencana "mengambil alih Gaza".
Trump mengeklaim bahwa rakyat Palestina di Gaza sebenarnya tak mau kembali ke Gaza, namun mereka kembali hanya karena “tak punya pilihan”. Ia menyebut rekonstruksi Gaza dapat dianggap sebagai “proyek pengembangan real estat untuk masa depan” yang akan menjadikan Gaza “semakin indah."
Lebih-lebih lagi, dalam wawancara bersama Fox News yang ditayangkan Senin (10/2), Trump menyatakan, apabila direlokasi, warga Gaza tak akan berhak kembali ke Tanah Airnya dengan dalih “mereka akan mendapatkan perumahan yang jauh lebih baik."