Jakarta (ANTARA) - Padatnya jumlah penduduk DKI Jakarta serta pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor setiap tahunnya menyisakan persoalan besar yakni kemacetan yang tak kunjung terselesaikan.
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, jumlah penduduk tercatat 10,56 juta jiwa sedangkan jumlah kendaraan bermotor yang ada di Daerah Khusus Jakarta ini pada tahun 2023 21,8 juta
Jumlah kendaraan tersebut setiap harinya memenuhi ruang-ruang jalan yang ada di DKI Jakarta. Meski ada kebijakan pembatasan penggunaan kendaraan roda empat atau lebih melalui kebijakan Ganjil Genap dirasa masih belum memberikan dampak yang signifikan pada penurunan angka kemacetan.
Saat ini proses pembangunan LRT Jakarta Fase 1 B yang menghubungkan Rawamangun dengan kawasan Manggarai masih terus berjalan. Proyek LRT Jakarta Fase 1B, dengan panjang lintasan 6,4-kilometer yang mencakup 5 stasiun yakni Stasiun Velodrome Rawamangun, Pramuka BPKP, Pasar Pramuka, Matraman, dan Manggarai.
Pekerjaan yang dimulai dengan peletakan batu pertama atau ground breaking pada 30 Oktober 2024 ditarget rampung pada 2026.
LRT Jakarta Fase 1 B ini dibuat untuk menghubungkan jalur LRT Fase 1 A yang telah eksis melayani penumpang dari dari Stasiun Pegangsaan Dua, Stasiun Boulevard Utara, Stasiun Boulevard Selatan, Stasiun Pulomas, Stasiun Equestrian, dan Stasiun Velodrome. Jalur LRT Fase 1 A ini nantinya akan terhubung menuju Stasiun Manggarai nantinya pada tahun 2026.
Tercatat hingga 10 Desember 2024 pengerjaan LRT Jakarta Fase 1B dari Stasiun Velodrome hingga Stasiun Manggarai yang dikerjakan PT Jakarta Propertindo (Perseroda) bersama PT Waskita-Nindya Karya-LRS KSO telah mencapai 39,83 persen per 10 Desember 2024.
Perkembangan pekerjaan yang sudah dicatatkan pada Zona 1 adalah penyelesaian 1,29 rail dan 3rd rail, pekerjaan arsitektural (lantai, dinding, fasad) dan pembangunan linkway pada Stasiun Rawamangun.
Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Perseroda) Iwan Takwin menegaskan setiap diberikan penugasan pihaknya terus melakukan akselerasi pembangunan bahkan lebih cepat daripada target.
Pihaknya menargetkan selalu melakukan akselerasi sehingga harus mampu melampaui target yang dibebankan kepada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta tersebut yakni rampung di akhir tahun 2026.
Jika semua itu terpenuhi maka secara perlahan-lahan warga Jakarta akan beralih menggunakan moda transportasi yang tersedia dan mampu menjadi solusi bagi kemacetan dan polusi Jakarta.
Selain itu kehadiran angkutan publik modern seperti MRT dan LRT akan memperkuat Jakarta sebagai Kota Global yang mampu bersaing dengan kota-kota besar lainnya di dunia.
Kehadiran angkutan ini tentu harus diikuti dengan indikator penurunan kemacetan lalu lintas serta polusi yang menurun sehingga menciptakan kualitas lingkungan yang baik, aman dan sehat bagi seluruh warga Jakarta.
Baca juga: Sambut malam tahun baru, KAI perpanjang waktu layanan LRT Jabodebek hingga lewat tengah malam
Baca juga: Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B capai 39,83 persen per Desember 2024