Purwakarta (Antara Megapolitan) - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menyatakan kekerasan yang terjadi di kalangan suporter atau pendukung sepak bola merupakan fundamentalisme dalam bidang olahraga.
"Kekerasan suporter saya artikan sebagai sikap fundamentalisme dalam olahraga. Itu harus segera diselesaikan. Jika tidak, akan berdampak buruk," kata dia usai memberikan ceramah tentang Kebhinnekaan dan Pancasila di Kampus Universitas Parahyangan, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis.
Menurut dia, pergeseran makna dukung-mendukung klub sepak bola saat ini memang tengah terjadi. Dukungan terhadap klub sepak bola yang mendarah daging dan cenderung ideologis dapat melahirkan sikap fundamentalisme baru.
Ia menyadari penyelesaian terhadap permasalahan suporter bukan hanya menjadi wilayah pihak kepolisian dan Kementerian Olahraga. Fenomena itu harus segera disikapi oleh berbagai pihak, termasuk para psikolog maupun ideolog.
"Harus ada penyelesaian dan jangan ada lagi korban. Ini masalah sudah menjadi ideologis berbalut kebencian. Kalau dibiarkan, bisa menjadi warisan nilai yang mereka berikan secara turun-temurun. Anak kecil saja hari ini sudah hafal nyanyian kebencian," kata dia.
Hal tersebut disampaikan Dedi setelah mendengar kabar meninggalnya Ricko Anderan (21) yang merupakan "bobotoh" atau pendukung Persib Bandung.
Ricko menjadi korban pengeroyokan salah sasaran yang dilakukan oleh oknum sesama "bobotoh". Oknum tersebut menyangka Ricko merupakan salah satu pendukung Klub Persija, The Jak Mania.
Sebelum meninggal, Ricko sempat menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Santo Yusuf, Kota Bandung, akibat luka lebam di sekujur tubuh. Luka tersebut timbul akibat pukulan dari oknum sesama "bobotoh".
Bupati Purwakarta: Kekerasan Suporter Itu Fundamentalisme Olahraga
Jumat, 28 Juli 2017 10:54 WIB
Kekerasan suporter saya artikan sebagai sikap fundamentalisme dalam olahraga. Itu harus segera diselesaikan. Jika tidak, akan berdampak buruk.