Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, diperkirakan bergerak mendatar di tengah pelaku pasar mencermati hasil pertemuan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) dan The Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed
IHSG dibuka melemah 30,59 poin atau 0,49 persen ke posisi 6.192,80. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 1,88 poin atau 0,27 persen ke posisi 707,13.
“Untuk perdagangan selanjutnya, IHSG diperkirakan masih berpotensi bergerak sideways (mendatar),” sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.
Dari dalam negeri, pelaku pasar merespons positif klarifikasi dari pemerintah terkait isu pengunduran diri Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan, yang juga dibantah langsung oleh Sri Mulyani dalam konferensi pers pada Selasa (18/3) sore.
Isu ini diyakini sebagai salah satu pemicu aksi jual besar-besaran sejak awal perdagangan sebelumnya, yang berpotensi menyebabkan margin call dan forced sell pada Selasa.
Pada Selasa (18/3), IHSG ditutup melemah 3,84 persen ke level 6.223,38, dengan nilai transaksi harian meningkat menjadi R 19,202 triliun dan investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih sebesar Rp2,48 triliun, meskipun secara keseluruhan sejak awal tahun masih mencatatkan net sell sebesar Rp29,41 triliun.
Di sisi lain, pada hari ini pelaku pasar tengah menantikan pengumuman hasil RDG BI terkait kebijakan tingkat suku bunga acuannya.
Dari mancanegara, bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed dijadwalkan merilis pernyataan kebijakan terbarunya pada Kamis (20/3) dini hari WIB, yang diperkirakan secara luas akan mempertahankan suku bunga tetap, bersamaan dengan publikasi ringkasan proyeksi ekonomi (SEP).
Baca juga: Penyebab Indeks Harga Saham Gabungan anjlok
Baca juga: IHSG diprediksi variatif di tengah pasar