Kota Bogor (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Jawa Barat, meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara kontinyu, seiring peningkatan kasus Demam Berdarang Dengue pada awal 2024.
Kepala Dinkes Kota Bogor Sri Nowo Retno di Kota Bogor, Sabtu, mengatakan kegiatan PSN tidak hanya dilakukan sekali saat pencanangan, namun harus berkelanjutan.
“Ini perlu digalakkan terus kesadaran ini. Harus berkelanjutan minimal seminggu sekali, sehingga sarang nyamuk benar-benar kita berantas, sehingga tidak jadi nyamuk dewasa yang akan bisa menularkan DBD,” kata Retno.
Baca juga: Dinkes Kota Bogor catat ada 750 kasus DBD sejak awal 2024
Baca juga: Dinkes Kota Bogor ajak warga gencarkan PSN atasi kenaikan DBD
Terkait penetapan status Kejadian Luar Biasa (KLB), menurut Retno, hal itu masih dalam kajian analisis dari surveilans. Sejauh ini Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor masih terus melakukan langkah antisipasi.
Retno menjelaskan sebaran penyakit DBD di Kota Bogor hampir merata. Namun memang ada lima kelurahan yang tercatat mengalami peningkatan kasus DBD secara signifikan.
“Tertinggi di Kelurahan Baranangsiang 18 kasus, Tegal Gundil, Mulyaharja, Sukadamai, Kedung Badak. Selebihnya merata,” ujarnya.
Dalam pantauan Retno, angka kasus DBD biasanya tinggi pada Januari dan Februari. Lalu berangsur turun ketika musim penghujan selesai.
Baca juga: Waspada DBD, prioritaskan penambahan Puskesmas di Kota Bogor
Kendati demikian Retno menegaskan PSN harus tetap dilakukan agar angka kasus pada bulan ini tidak terus meningkat.
Pada Januari 2024 terdata ada 389 kasus DBD dengan satu kasus kematian. Sedangkan pada Februari terdapat 456 kasus DBD dengan tiga kasus kematian.
“Kalau tidak ada tindakan atas sarang jentik nyamuk, kasusnya akan meningkat terus. Karena kita tidak ingin ada angka kematian lagi atau meningkat,” jelasnya.