Kota Bogor (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, melaksanakan Gerakan serentak (Gertak) Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan melibatkan siswa sekolah-sekolah di daerah itu
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor Sri Nowo Retno di Bogor, Selasa, menjelaskan hal ini dilakukan untuk memberikan edukasi para siswa dan seluruh warga satuan pendidikan agar tahu dan paham bahaya hingga penanganan DBD.
Ia menyampaikan kegiatan PSN di sekolah dilakukan melihat dari adanya peningkatan data DBD sejak awal, yang belum ada tanda penurunan signifikan dari kasus yang tersebar di delapan kelurahan.
“Dari sebaran kasus DBD yang paling banyak itu adalah usia rentan 5 sampai 14 tahun dan jumlahnya sampai 606 kasus,” ujarnya.
Dari hasil penelitian dan surveilans tempat penularan, Retno mengatakan penularan tidak hanya di lingkungan rumah dan tempat tinggal, tapi juga di sekolah dan tempat umum.
“Berbagai upaya sudah dilakukan pemkot sejak terjadi peningkatan kasus pada awal Januari, dengan dikeluarkan surat edaran wali kota terkait antisipasi meningkatnya kasus DBD, yang kemudian dilanjutkan secara serentak Gertak PSN di 68 kelurahan,” katanya.
Baca juga: Pemkot Bogor gelar Gertak pemberantasan sarang nyamuk di sekolah-sekolah
Baca juga: Dinkes Kota Bogor catat ada 348 kasus DBD selama Maret 2024
Meski upaya itu telah dilakukan secara masif dan berkelanjutan, kata dia, kasus DBD tak juga turun sehingga dilakukan Gertak PSN bekerja sama dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor dan melantik para Duta Juru Pemantau Jentik (Jumantik).
“Tujuannya untuk menurunkan angka kejadian DBD dan juga sebagai edukasi kepada siswa, termasuk juga mengaktifkan siswa sebagai kader atau Duta Jumantik. Ini harus kita tingkatkan, termasuk anak-anak bisa menjadi kader tetapi juga di lingkungan masing masing,” jelasnya.
Pada Senin (1/4) Wali Kota Bogor periode 2014-2024 Bima Arya Sugiarto bersama Disdik dan Duta Jumantik melaksanakan Gertak PSN di SMPN 3 Kota Bogor. Gertak PSN diawali dengan pelantikan siswa-siswi SMPN 3 Kota Bogor sebagai Duta Jumantik dan pembacaan ikrar.
Baca juga: Ketua DPRD Kota Bogor minta pemkot turunkan nakes ke setiap RT tangani DBD
Berdasarkan data dari Dinkes Kota Bogor, nyamuk aktif menggigit pada rentang waktu pukul 07.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB dan pukul 15.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB.
“Itu jam rawan. Saya titip tidak boleh ada genangan air yang bisa menimbulkan jentik nyamuk. Semuanya harus rajin jumantik yang biasanya suka ada di dispenser air mineral, di belakang kulkas, di daun pada tanaman hias yang menimbulkan genangan, barang yang tidak terpakai dan sebagainya,” kata Bima. (Adv).