Kota Bogor (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Jawa Barat, mengedukasi siswa dan warga satuan pendidikan di sekolah-sekolah, agar rajin membersihkan tempat air tergenang yang menjadi sarang jentik nyamuk Ades aegypti penyebab demam berdarah dengue (DBD).
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Bogor Siti Robiah Mubarokah, Selasa, menyampaikan minimal pembersihan genangan air dilakukan sepekan sekali.
“Minimal sepekan sekali mengingat perkembangan telur berkembang menjadi jentik hingga menjadi nyamuk dewasa memerlukan waktu 9 sampai 10 hari,” ujarnya.
Siti Robiah mengatakan pembersihan genangan air ini dilakukan agar bisa mencegah jangan sampai telur atau jentik nyamuk berkembang menjadi nyamuk dewasa yang akan menggigit.
Baca juga: Pemkot Bogor gelar Gertak PSN DBD di sekolah dengan melibatkan siswa
“Maka kita harus lebih dulu memberantas jentik secara rutin sepekan sekali melalui 3M, menutup tempat penampungan air, menguras dan membersihkannya serta mendaur ulang barang-barang bekas plus cara-cara lainnya,” ucapnya.
Wakil Wali Kota Bogor periode 2019-2024 Dedie A. Rachim pada Senin (1/4/2024) didampingi perwakilan Dinkes dan Dinas Pendidikan (Disdik), membuka pencanangan Gerakan Serentak (Gertak) Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) DBD di MI dan MTS Darul Ma’wa, Kelurahan Katulampa.
Kegiatan diawali dengan penyampaian laporan Dinkes yang mencatat kasus DBD Kota Bogor cukup tinggi. Dalam tiga bulan pada Januari sampai Maret 2024, tercatat sudah ada 1.435 kasus DBD.
Baca juga: Pemkot Bogor gelar Gertak pemberantasan sarang nyamuk di sekolah-sekolah
Dedie menyampaikan Gertak PSN di MI dan MTS Darul Ma’wa menjadi satu dari kegiatan serupa yang melibatkan pimpinan forkopimda di seluruh sekolah di Kota Bogor di mana Kelurahan Katulampa menjadi salah satu kelurahan dengan kasus DBD tertinggi.
Sebelum menyampaikan arahan, Dedie bersama perwakilan perangkat daerah menyaksikan ikrar Duta Juru Pemantau Jentik (Jumantik) para siswa Darul Ma’wa yang dirangkai dengan penyematan pin serta selempang Duta Jumantik.
“Untuk para siswa jangan hanya tahu saranghaeyo (aku cinta kamu, dalam Bahasa Korea), tapi juga harus tahu sarang nyamuk yang harus kita berantas secara bersama-sama,” ucapnya.
Baca juga: Dinkes Kota Bogor imbau masyarakat sigap bawa pasien suspek DBD ke faskes
Terlebih, kata Dedie, jumlah kasus DBD di Kota Bogor tiga bulan ini, hampir sama dengan jumlah kasus dalam satu tahun pada 2023. Serta banyak menjangkiti anak-anak usia 5-14 tahun dan menyebabkan sembilan kematian, sehingga menurutnya perlu diwaspadai dan antisipasi.
“Ini harus menjadi peran kita semua mengingat jumlah korbannya yang cukup tinggi di Kota Bogor dalam waktu tiga bulan. Mari kita perangi jentik nyamuk dan mari kita lakukan peninjauan langsung,” kata Dedie.
Di hari yang sama, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor Syarifah Sofiah juga melakukan Gertak PSN di SDN Bantarjati 1, Jalan Ciremai Ujung, Kota Bogor.
“Hari ini dikumpulkan semua karena di Indonesia sedang mewabah kasus DBD, termasuk di Kota Bogor. Anak-anak ini perlu diberikan ilmu terkait nyamuk Aedes aegypti yang pembawa virus DBD. Nyamuk ini memiliki ciri-cirinya berwarna hitam dengan bintik di badannya,” ujarnya.* (Adv).