Seoul (ANTARA) - Pasukan Pengamanan Kepresidenan Korea Selatan pada Minggu membantah personelnya dilengkapi peluru tajam dan diperintahkan menembak petugas agensi yang berupaya menahan Presiden yang telah dimakzulkan parlemen, Yoon Suk Yeol, terkait kasus darurat militer.
Tim penyelidik upaya kudeta Yoon dari Partai Demokrat, partai oposisi utama Korsel, sebelumnya mengklaim bahwa kepala dinas keamanan diduga memerintahkan penggunaan peluru tajam terhadap petugas yang melaksanakan perintah penangkapan Yoon yang diterbitkan pengadilan.
"Kepala Park Chong-jun tak memberi ataupun mempertimbangkan perintah menembakkan peluru tajam terhadap petugas Badan Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi," demikian menurut dinas tersebut, dilaporkan Kantor Berita Yonhap.
Penyidik berusaha melaksanakan surat perintah penangkapan Yoon pada Jumat (3/1) terpaksa mundur setelah bersitegang selama lebih dari lima jam dengan petugas pengamanan presiden yang menolak mereka masuk dengan dalih alasan keamanan.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Presiden Korsel Yoon akan bersaksi di sidang pemakzulan
Baca juga: Wakil PM Choi Sang-mok Presiden Korea Selatan