Jakarta (ANTARA) - Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal (Purn) Dudung Abdurachman yang kini menjabat Penasihat Khusus Presiden Bidang Pertahanan Nasional dan Ketua Komite Kebijakan Industri Pertahanan dicalonkan sebagai Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan, sebuah partai berlambang Ka'bah hasil fusi partai-partai Islam, di era Orde Baru, yang lahir 5 Januari 1973.
Eksponen Fusi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 1973 menyambut mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman sebagai calon Ketua Umum PPP. Partai yang dibentuk berdasarkan fusi partai-partai Islam, yakni Partai Sarikat Islam, Partai Perti (Persatuan Tarbiyah Indonesia), Partai Nahdlatul Ulama, dan Partai Muslimin Indonesia (Parmusi) ini dijadwalkan akan menyelenggarakan Muktamar X PPP pada April atau Mei mendatang.
“Ada jenderal, dan ini kesempatan baik. Dia anak umat, ya kan? Kami dialog, dan dia ternyata anak umat, santri, kenapa tidak? Ayo,” kata Pelaksana Tugas Ketua Umum Persaudaraan Muslim Indonesia (Parmusi) Husnan Fanani di Jakarta, Minggu.
Husnan sebagai perwakilan Parmusi yang menjadi bagian Eksponen Fusi PPP 1973 menjelaskan bahwa Dudung disambut sebagai calon ketua umum karena menjadi satu-satunya jenderal yang berani memasang badan untuk menjadi ketua umum PPP, dan mempertimbangkan kualitas calon dari eksternal atau non-kader.
“Dari eksternal kita lihat siapa yang memiliki leadership yang baik, siapa yang benar-benar jalan menuju pada keumatan, siapa yang akan membela umat,” katanya.
Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP Muhammad Romahurmuziy sebelumnya menyebutkan ada empat nama kandidat pemimpin PPP yakni, Dudung Abdurachman, mantan Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno, Wagub terpilih Jateng Taj Yasin, dan Mensos Saifullah Yusuf.
Baca juga: Romahurmuziy sebut ada empat nama kandidat ketua umum PPP
Baca juga: Mardiono siap maju jadi Ketua Umum PPP