Sungailiat, Bangka (ANTARA) - Petani lada di Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berhasil mengembangkan inovasi Melada atau budi daya tanaman lada hasil okulasi sambung stek antara batang cabai jawa
Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Bangka Subhan di Sungailiat Kamis mengatakan, pemilihan cabai jawa untuk sambung stek karena jenis rempah tersebut dalam satu jenis dengan lada.
"Inovasi Melada dengan menyambungkan batang cabai jawa berada di bagian bawah dan batang lada yang berada di atas atau pucuk memiliki keunggulan dibanding bibit lada tanpa dilakukan sambung stek," jelasnya.
Baca juga: Gubernur Lampung Arinal: Antisipasi Penyakit Tanaman Lada dan Kakao
Baca juga: Inovasi Balitbangtan tingkatkan produksi lada nasional
Baca juga: Ini dia, Ada 'Festival Petik Lada' di Lampung
Keunggulan inovasi ini, lanjut dia, mengurangi dampak kematian pada tanaman lada yang disebabkan oleh busuk pangkal batang, karakter tanaman lada menjadi lebih tahan terhadap penyakit kuning yang disebabkan jamur, tidak mudah kering, mampu bertahan di tanam di lahan basah.
"Luas tanaman lada hasil inovasi Melada yang dikembangkan petani selama satu sampai dua tahun, terdata seluas tiga hektare dengan kemampuan produksi panen 1,8 ton per hektare lada kering," jelasnya.
Menurut dia, ini bisa menjadi solusi bagi petani lada yang selama ini dihadapkan persoalan pembusukan pada pangkal batang lada termasuk juga ancaman serangan hama kuning yang menyebabkan kuning batang lada.
Inovasi 'Melada' berhasil dikembangkan Petani lada di Bangka
Kamis, 1 September 2022 8:49 WIB
Inovasi Melada dengan menyambungkan batang cabai jawa berada di bagian bawah dan batang lada yang berada di atas atau pucuk memiliki keunggulan dibanding bibit lada tanpa dilakukan sambung stek.