Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Wakil Bupati Sukabumi Iyos Somantri optimistis isu penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak yang saat ini sedang merebak di beberapa daerah di Pulau Jawa tidak akan mempengaruhi permintaan hewan kurban di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
"Kami optimistis permintaan hewan kurban menjelang Idul Adha 1443 H meningkat, apalagi kondisi perekonomian masyarakat membaik dan pemerintah pusat pun telah memberikan pelonggaran terkait kasus COVID-19," katanya di Sukabumi, Minggu.
Ia tetap mengimbau khususnya kepada para pengusaha ternak maupun penjual hewan kurban untuk tetap waspada terhadap masuknya hewan ternak ke Kabupaten Sukabumi, meskipun hingga saat ini belum ditemukan adanya hewan kurban yang mengidap PMK.
Menurut Iyos, dalam mengantisipasi masuknya hewan kurban yang mengidap PMK pihaknya sudah mengerahkan petugas kesehatan hewan untuk memantau setiap peternakan yang ada di wilayah tugasnya masing-masing.
Selain itu, berkoordinasi dengan Polres Sukabumi dan Polres Sukabumi Kota untuk memperketat mobilisasi hewan kurban dari daerah lain dengan menempatkan petugas gabungan di daerah perbatasan.
Permintaan akan hewan kurban pada tahun, katanya, dipastikan meningkat juga dipengaruhi oleh euforia masyarakat dengan kondisi pandemi COVID-19 yang sudah sangat membaik, sehingga kurban ini bisa dimaknai sebagai ungkapan rasa syukur sekaligus harapan pandemi bisa segera berakhir.
"Diperkirakan jumlah warga yang berkurban pada tahun ini meningkat 10-20 persen bahkan bisa saja lebih, karena warga yang hendak berkurban sudah mulai terlihat mencari hewan yang nantinya akan dikurbankan baik datang langsung ke peternakan/lapak maupun secara akomodir," katanya.
Iyos mengatakan untuk harga hewan kurban baik domba, kambing, sapi maupun kerbau hingga saat ini masih terpantau stabil meskipun sudah ada kenaikan.
Ia memperkirakan kenaikan harga dalam ambang batas kewajaran akan terjadi mendekati Idul Adha.
Wabup optimistis isu PMK tidak mempengaruhi permintaan hewan kurban
Minggu, 19 Juni 2022 22:04 WIB