Tokyo (ANTARA) - Jumlah korban meninggal akibat gempa bumi dahsyat yang mengguncang Myanmar pekan lalu bertambah menjadi lebih dari 2.800 orang, dengan 4.600 lebih lainnya mengalami luka-luka.
Hal itu disampaikan pemerintah militer Myanmar pada Rabu (3/4), lima hari setelah bencana yang semakin memperparah krisis kemanusiaan di negara yang dilanda perang saudara tersebut.
Jumlah korban akibat gempa berkekuatan 7,7 magnitudo yang mengguncang wilayah tengah Myanmar dikhawatirkan terus bertambah, karena ratusan orang masih terjebak di bawah reruntuhan di Mandalay, kota terbesar kedua di negara itu yang berdekatan dengan pusat gempa, di tengah keterbatasan alat berat.
Data korban terbaru itu dirilis setelah tiga kelompok bersenjata etnis minoritas yang tergabung dalam sebuah aliansi mengumumkan gencatan senjata sepihak selama satu bulan dalam pertempuran mereka melawan militer sehari sebelumnya, demi mendukung upaya bantuan gempa.
Aliansi Tiga Bersaudara, yang terdiri atas Tentara Arakan, Tentara Aliansi Demokrasi Nasional Myanmar, dan Tentara Pembebasan Nasional Ta'ang, menyatakan pada Selasa bahwa mereka tidak akan melancarkan operasi ofensif dan hanya akan bertindak untuk membela diri guna memastikan kelancaran operasi kemanusiaan.
Sumber: Kyodo-OANA
Baca juga: Pasukan kemanusiaan RI beroperasi di Kompleks PNS MyanmarBaca juga: Ratusan warga Muslim dilaporkan tewas akibat gempa besar magnitudo 7,7 di Myanmar
Baca juga: Kemenhan kirim 12 ton logistik untuk Myanmar