Cibinong, Bogor, (Antara Megapolitan) - Setidaknya ada empat pintu strategi yang harus dilakukan untuk bisa mengendalikan dan keluar dari kematian ibu dan bayi di Kabupaten Bogor, Povinsi Jawa Barat, kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Camelia Wilayat Sumaryana.
"Strategi ini bisa mengendalikan angka kematian ibu dan bayi melalui peningkatan pelayanan Keluarga Berencana (KB) pasca-persalinan dalam era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)," katanya pada Rapat kerja daerah program kependudukan keluarga berencana dan pembangunan keluarga tingkat Kabupaten Bogor, di Cibinong, Senin.
Ia menjelaskan, empat pintu untuk keluar dari kematian ibu itu, yang pertama adalah status kesetaraan gender yang diberikan kepada perempuan.
Kemudian yang kedua melalui keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, dan ketiga persalinan yang bersih dan aman oleh tenaga yang kompeten.
"Sedangkan pintu strategis keempat, adalah dengan penerapan peningkatan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (Poned), tetapi Poned yang merupakan upaya terakhir untuk mencegah kematian ibu," katanya.
Ia mengatakan pula bahwa angka kematian ibu lebih banyak disebabkan karena ketidaktahuan perencanaan dalam kelahiran.
Hal itu karena masih banyak perempuan melakukan aborsi yang tidak aman, pertolongan persalinan tidak dengan petugas kesehatan terlatih, tidak masuk dalam keluarga berencana.
Tetapi ada juga penyebab tidak langsung, seperti memiliki penyakit anemia, cacingan, dan kurang gizi.
"Penyebab di luar bisa menjadi penyebab karena jangkauan lokasi kesehatan, infrastruktur tidak sehat. Bahkan air juga bisa menjadi penyebab kematian ibu dan bayi," katanya lagi.
Camelia Wilayat mengimbau kepada masyarakat untuk berupaya melakukan perencanaan keluarga, pemanfaatan buku KIA, pemberian Fe dan asam folat.
Tetapi upaya itu belum bisa mengatasi jika tidak ada sinergitas antara pemerintah, masyarakat dan keluarga dalam upaya pencegahan kematian ibu dan anak.
"Dinas Kesehatan sudah memberikan ruang bagi ibu hamil untuk mengikuti kelas ibu hamil di Puskesmas," katanya.
Ia mengatakan pula, melalui kelas ibu hamil dan didampingi oleh penanggungjawabnya kematian ibu dan bayi bisa dicegah sejak dini. Di kelas ini ada konseling IMD, asi ekslusif, peyuluhan PHBS, dan pengenalan tanda bahaya kehamilan persalinan serta nifas.
"Saya mohon bantuan Camat, Tim Penggerak PKK untuk mengarahkan ibu hamil ke bidan desa supaya mendapatakan pertolongan pertama saat melahirkan," katanya.
Kehamilan itu tanggung jawab bersama, maka keselamatan ibu saat melahirkan bayi bukan hanya tanggung jawab medis.
Guna mendukung percepatan penurunan angka kematian ibu di Kabupaten Bogor, Kadinkes Kabupaten Bogor menyarankan kepada masyarakat agar mengatur waktu, jarak, dan jumlah kehamilan.
Kemudian juga mencegah atau memperkecil kemungkinan seorang perempuan hamil mengalami komplikasi yang membahayakan jiwa atau janin selama kehamilan, persalinan, dan nifas.
Empat Strategi Mengendalikan Kematian Ibu Dan Anak
Senin, 11 Mei 2015 21:36 WIB
Dinas Kesehatan sudah memberikan ruang bagi ibu hamil untuk mengikuti kelas ibu hamil di Puskesmas.