Hamilton, Kanada (ANTARA) - PBB pada Senin (6/1) mengungkapkan keprihatinan mendalam ketika seorang bayi berusia satu bulan meninggal akibat hipotermia di Gaza, menandai kematian kedelapan dalam waktu kurang dari tiga pekan.
"Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) sangat prihatin dengan laporan bahwa seorang bayi berusia satu bulan meninggal di Jalur Gaza akibat hipotermia, menurut Kementerian Kesehatan. Ini adalah kematian anak kedelapan akibat suhu dingin dalam waktu kurang dari tiga pekan," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric dalam sebuah konferensi pers.
Dujarric menegaskan bahwa kematian seperti ini dapat dicegah jika bantuan berhasil menjangkau keluarga-keluarga di Gaza.
Dia menyalahkan perang yang terus dilakukan Israel terhadap Gaza yang memperburuk krisis kemanusiaan di sana, dimana setiap hari terdapat laporan mengenai korban tewas dan pengungsian besar-besaran.
Baca juga: Terjadi lagi, bayi baru lahir meninggal akibat kedinginan di Gaza
Dujarric menekankan bahwa "warga sipil dan infrastruktur sipil – termasuk pekerja kemanusiaan, konvoi dan aset – harus dilindungi sesuai hukum humaniter internasional," yang sering menjadi target Israel.
Dia juga menyebut otoritas Israel kerap menyulitkan masuknya bantuan ke wilayah yang dikepung di Gaza Utara, mengatakan tiga upaya PBB untuk mencapai wilayah-wilayah itu selama tiga hari terakhir terus ditolak.
Selama akhir pekan, di seluruh Jalur Gaza, direncanakan 37 misi kemanusiaan yang dipimpin PBB. Dari jumlahitu, 12 misi berhasil dilaksanakan, 15 misi ditolak secara langsung, sembilan terhambat, dan satu dibatalkan karena kendala logistik dan operasional.
Dujarric juga menyoroti insiden perampokan bersenjata terhadap konvoi bantuan kemanusiaan di Gaza bagian selatan dan tengah.
Baca juga: Hampir 1.100 bayi Palestina meninggal akibat serangan Israel di Gaza sejak 2023
Ia menjelaskan: "Kemarin, delapan truk bahan bakar dirampas, dua di antaranya telah berhasil dikembalikan."
"Kami sekali lagi menekankan bahwa untuk menghentikan perampokan pasokan kemanusiaan, Israel harus memfasilitasi aliran bantuan, bahan bakar, dan barang-barang komersial ke dan di dalam Gaza dengan cepat dan dalam skala besar melalui beberapa titik masuk," ujarnya, sambil menyerukan pemulihan ketertiban umum untuk melindungi operasi bantuan.
Ketika ditanya apakah PBB menerima penjelasan dari Israel terkait serangan terhadap konvoi Program Pangan Dunia (WFP) di dekat pos pemeriksaan Wadi Gaza pada Minggu, Dujarric menjawab: "Saya rasa tidak ada penjelasan untuk penembakan terhadap konvoi yang jelas-jelas ditandai milik WFP, yang pergerakannya, atau mungkin pergerakannya, telah sepenuhnya dikoordinasikan dengan pasukan keamanan Israel."
Perang yang terus berlangsung di Gaza telah memaksa hampir 2 juta dari 2,3 juta penduduk Gaza mengungsi dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.
Baca juga: Bayi kembar Palestina meninggal akibat kedinginan
Mereka terpaksa tinggal di tenda atau tempat perlindungan sementara di tengah kekurangan makanan, air, dan pasokan medis yang parah.
Tentara Israel terus melancarkan perang yang disebut genosida di Gaza, yang telah menewaskan hampir 46.000 orang, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak, sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Hal itu terus terjadi kendati Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera.
Sumber: Anadolu