Jakarta (ANTARA) - Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Jakarta Barat memastikan produk tahu dan tempe telah tersedia di pasar-pasar Jakarta Barat meski harga jualnya lebih tinggi 10-20 persen dibanding sebelum aksi mogok produsen tahu dan tempe yang berlangsung empat hari.
"Dari hari Senin ketersediaan tahu dan tempe hasil pemantauan sudah tersedia, namun dengan penyesuaian harga baru," ujar Kepala Sudin KPKP Iwan Indriyanto di Jakarta, Rabu.
Iwan mengatakan terdapat kenaikan harga pada tempe dari Senin sekitar 20 persen dari harga awal, akibat lonjakan bahan baku kedelai.
Demikian pula dengan harga tahu yang naik sekitar 10-20 persen dari harga jual biasanya.
Baca juga: Pascamogok tiga hari, produsen tahu-tempe di Sidoarjo mulai produksi
Pantauan ketersediaan tahu dan tempe tersebut dilakukan pada Minggu (3/1) hingga Selasa (5/1) di sejumlah pasar tradisional diantaranya Pasar Slipi Palmerah, Pasar Ganefo Kalideres, Pasar Pos Pengumben Kebon Jeruk, Pasar Kemiki Kembangan dan Pasar Tomang Barat Grogol Petamburan.
"Sampai hari ini masih dilakukan pemantauan dan ketersediaan harga komoditas pangan di masing-masing Kecamatan," ujar Iwan.
Baca juga: Harga kedelai naik, pengrajin tahu dan tempe se-Jabodetabek gelar aksi mogok
Sebelumnya, melonjaknya harga kedelai di pasaran berbuntut para produsen tahu dan tempe menggelar aksi mogok produksi yang berlangsung sejak Kamis, 31 Desember 2020.
Ketua Bidang Hukum Sedulur Pengrajin Tahu Indonesia (SPTI), Fajri Safii dalam keterangan tertulisnya mengatakan, aksi mogok tersebut terpaksa dilakukan mengingat harga kedelai naik hingga 35 persen.
Baca juga: Pakar gizi: Kedelai bisa mencegah kanker payudara
Menurut Fajri, saat ini lonjakan harga kedelai mencapai kisaran Rp 9.000 sampai Rp 10.000. Dibandingkan bulan lalu, hanya di kisaran Rp 7.000 sampai Rp 7.500.
Harga jual tahu tempe di Jakarta Barat naik 10-20 persen
Kamis, 7 Januari 2021 9:47 WIB
Sampai hari ini masih dilakukan pemantauan dan ketersediaan harga komoditas pangan di masing-masing Kecamatan.