Bogor (ANTARA) - Ada dua hal yang perlu ditekankan dalam perbaikan dan peningkatan pelayanan kesehatan, yaitu mutu pelayanan dan akses. Mutu dapat ditingkatkan dengan komitmen, integrasi dan dukungan, sedangkan akses perlu beberapa tindakan yang konkret agar masyarakat dapat menjangkau fasilitas kesehatan serta pelayanan kesehatannya.
Sampai saat ini, keterjangkauan masyarakat terhadap fasilitas kesehatan boleh dibilang gampang gampang sulit. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap keterjangkauan tersebut seperti letak fasilitas pelayanan kesehatan, transportasi yang digunakan untuk mencapai fasilitas tersebut, hingga kesadaran dan inisiatif masyarakat untuk mau datang ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Kota Bogor sebenarnya adalah kota yang memiliki akses atau keterjangkauan yang cukup mudah. Sarana transportasi tersedia, hingga semua fasilitas pelayanan kesehatannya dapat dijangkau. Tetapi inisiatif masyarakat untuk mencapai fasilitas kesehatan sering belum maksimal. Setelah banyaknya promosi kesehatan yang dilakukan agar masyarakat sadar dan mau ke fasilitas pelayanan kesehatan gencar dilakukan, maka tindakan berikutnya adalah langsung mendekati masyarakat dalam pelayanan kesehatan.
Dengan berjalannya berbagai program kesehatan, ternyata mampu mengungkapkan data bahwa lebih dari 30% masyarakat Kota Bogor masih dalam kondisi rawan atau kondisi dengan indeks tidak sehat. Program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga (PIS PK) telah memberikan sumbangsih bagaimana kondisi masyarakat di Kota Bogor. Program-program kesehatan yang lain, selain memperlihatkan data, juga memberikan peluang untuk dibuat berbagai inovasi agar kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat dapat terpenuhi. Dengan semakin meningkatnya kasus penyakit kronis dan penyakit akibat perilaku yang kurang mempehatikan kesehatan, maka dibutuhkan penanganan yang cepat, dan terintegrasi.
Untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap tenaga kesehatan khususnya dokter di wilayah Kota Bogor, disepakati untuk melaksanakan suatu kegiatan Kunjungan Rumah, yang melibatkan tenaga medis dan tenaga kesehatan di Puskesmas seluruh Kota Bogor. Kesepakatan ini berdasarkan hasil pertemuan penguatan kegiatan puskesmas. Kegiatan ini dinamakan dengan Bogor Anjang Sehat (BAS).
Konsep kegiatan BAS adalah melaksanakan kunjungan ke rumah masyarakat, melakukan pendekatan secara keluarga dan individu, penemuan kasus hingga intervensinya. Lingkup Kegiatan Bogor Anjang Sehat merupakan kunjungan rumah kepada keluarga (home visite) yang dilaksanakan oleh Tim yang terdiri atas tenaga medis (dokter dan dokter gigi), tenaga penunjang medis (perawat dan bidan) serta tenaga kesehatan lainnya (nutrisionist, sanitarian, farmacist dan tenaga kesehatan lainnya), dalam bentuk FGD untuk pelayanan bagi masalah kesehatan, baik penyakit akut, maupun penyakit Kronis.
Kegiatan BAS dilaksanakan oleh Tim dengan kebutuhan sarana dan prasarana sebagai berikut :
1. Sarana Transportasi
Baik dengan jalan kaki atau menggunakan angkutan khusus berupa kendaraan roda dua untuk menjangkau daerah yang sulit dijangkau, kendaraan roda dua dilengkapi dengan peralatan medis dan kesehatan sesuai kebutuhan dan kendaraan diberi tanda pengenal berupa stiker atau tulisan kegiatan Bogor Anjang Sehat.
2. Sarana Teknis Lapangan
Berupa perlengkapan teknis lapangan yang terdiri atas perlengkapan identitas seperti rompi, topi dan payung serta perlengkapan medis dan kesehatan yang digunakan untuk kegiatan Bogor Anjang Sehat serta ditunjang oleh alat tulis kantor sebagai pelengkap.
Sasaran Bogor Anjang Sehat adalah keluarga dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan, baik pada kasus yang dini maupun dalam rangka follow up dan diharapkan pada kunjungan selanjutnya menjadi kunjungan sehat untuk promotiv dan preventif terhadap munculnya gangguan kesehatan/penyakit. Data keluarga yang memiliki masalah kesehatan, didapatkan dari hasil Pendataan program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK), berdasarkan pada 12 indikator keluarga sehat.
Tim Bogor Anjang Sehat (BAS) terdiri atas Tim BAS Dinas Kesehatan Kota Bogor, sebagai pembina dan pendamping, terdiri atas Penanggungjawab Kegiatan Kepala Dinas dan dibantu oleh Sekretaris Dinas dan Kepala Bidang serta Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi. Tim BAS Puskesmas terdiri atas tenaga medis (dokter dan dokter gigi), tenaga penunjang medis (perawat dan bidan) serta tenaga kesehatan lainnya (nutrisionist, sanitarian, farmacist dan tenaga kesehatan lainnya) di 25 Puskesmas se Kota Bogor.
Kegiatan Kunjungan Rumah Bogor Anjang Sehat (BAS) adalah sebagai berikut :
1. Penemuan kasus baru (deteksi dini).
2. Penemuan suspek/kasus kontak serumah.
3. Pemantauan keteraturan berobat sesuai program pengobatan.
4. Pelayanan kesehatan dasar langsung (direct care) maupun tidak langsung (indirect care).
5. Upaya pengobatan tindak lanjut (follow up).
6. Upaya pemulihan pasca pengobatan/perawatan.
7. Pemantauan status kesehatan beresiko.
8. Pemantauan status gizi buruk.
9. Penyuluhan/Pendidikan kesehatan pada individu dan keluarganya.
10. Dokumentasi Kegiatan: laporan kegiatan sesuai format kasus + foto kegiatan.
Adapun keluaran yang diharapkan adalah :
1. Meningkatnya pengetahuan, sikap dan perilaku individu, keluarga tentang kesehatan.
2. Meningkatnya penemuan dini kasus baru.
3. Meningkatnya pelayanan kesehatan .
4. Meningkatnya penanganan kasus yang memerlukan tindak lanjut pelayanan kesehatan di rumah.
5. Meningkatnya akses keluarga miskin mendapat pelayanan kesehatan.
Bogor Anjang Sehat (BAS) merupakan salah satu inovasi Bidang Kesehatan Kota Bogor dalam menurunkan angka kesakitan dan angka kematian baik bayi, balita, ibu hamil maupun kematian karena penyakit lainnya sehingga dampaknya dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya masyarakat Kota Bogor. Kota Bogor bisa..... (Adv).
Oleh : dr. Armein Sjuhary Rowi,MKM KepalaSeksi Pelayanan Kesehatan Primer dan Tradisional Dinas Kesehatan Kota Bogor.
Bogor Anjang Sehat (BAS) "Ketika petugas kesehatan datang bertamu"
Rabu, 27 Februari 2019 16:42 WIB
Konsep kegiatan BAS adalah melaksanakan kunjungan ke rumah masyarakat, melakukan pendekatan secara keluarga dan individu, penemuan kasus hingga intervensinya.