Jakarta (Antara Megapolitan) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat merealisasikan pembangunan 667.668 unit melalui program sejuta rumah sepanjang tahun 2015.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sabtu, mengatakan, program sejuta rumah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat hingga 22 Desember 2015 merealisasikan pembangunan 667.668 unit rumah.
"Kendala program sejuta rumah, pertama, pembebasan lahan. Untuk itu, kami kerja sama dengan Perumnas, BTN, dan Pemda untuk penyediaan lahan pembangunan -rumah," katanya, di Jakarta, Selasa.
Data tersebut, belum termasuk jumlah rumah yang dibangun oleh pihak swasta, karena data dari Real Estate Indonesia (REI) belum diterima KemenPUPR.
"Data non-MBR yang dari REI belum masuk, mungkin sekitar 200-an ribu. Jadi total keduanya itu mungkin 800-an ribu yang bisa kita catat," kata dia.
Pembangunan rumah di daerah melalui program tersebut, kuotanya tergantung kebutuhan dan permintaan pemerintah daerah, bukan diatur pemerintah pusat. Sebab itu berkaitan dengan ketersediaan lahan untuk pembangunan.
Sementara itu, Dirjen Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Syarif Burhanudin mengatakan realisasi program tersebut terdiri atas 353.120 unit pembangunan baru untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Sedangkan peningkatan kualitas sebanyak 76.755 unit sehingga total 429.875 unit untuk MBR. Untuk non-MBR KemenPUPR membangun sebanyak 237.793 unit sehingga total semuanya 667.668 unit.
Ia mengatakan program sejuta rumah tidak hanya untuk kepemilikan saja, tetapi juga kepenghunian.
Berdasarkan data dari BTN, ujar dia, angka kredit rumah murah meningkat, sedangkan untuk menengah ke atas jumlahnya menurun.
"Penurunan menengah ke atas karena untuk investasi. Keseluruhan menengah ke bawah meningkat," tutur Syarif.
KPR kredit konstruksi dari BTN, kata dia, sekitar 150 ribu, non dukungan kredit konstruksi sekitar 65 ribu, rusunawa sekitar 11 ribu dan rumah khusus baru sekitar lima ribu.