Jakarta (ANTARA) - Fakultas Farmasi Universitas Pancasila (FFUP) meresmikan Gedung Baru yang menjadi pusat pengembangan pendidikan, penelitian, dan hilirisasi produk farmasi dengan fasilitas produksi yang bersertifikasi bestandar Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB).
"Pengoperasian Gedung Baru ini menjadi tonggak penting dalam upaya FFUP memperkuat kontribusi terhadap perkembangan pendidikan tinggi farmasi dan industri obat bahan alam di Indonesia," kata Rektor UP Adnan Hamid usai mereamikan gedung baru di Jakarta, Sabtu.
Gedung Baru tersebut dilengkapi dengan Fasilitas Produksi Obat Bahan Alam (OBA) yang berada di lantai pertama. Fasilitas ini dirancang sebagai sarana pembelajaran berbasis praktik industri bagi mahasiswa, sekaligus mendukung riset terapan, pengembangan formulasi, dan validasi proses produksi pada berbagai jenis obat berbahan alam.
Fasilitas tersebut dirancang untuk memperkuat fungsi tridarma perguruan tinggi dengan memberikan pengalaman pembelajaran berbasis industri kepada mahasiswa, mendukung penelitian yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, serta membuka peluang komersialisasi dan hilirisasi produk berbahan alam.
Dengan standar produksi setara industri, universitas memiliki kapasitas lebih besar untuk menghasilkan produk obat bahan alam yang dapat dikembangkan bersama pemerintah, industri, maupun komunitas.
Dengan diresmikannya gedung baru beserta fasilitas produksi berstandar industri, Fakultas Farmasi Universitas Pancasila menegaskan komitmennya dalam menghadirkan pendidikan berkualitas, riset yang berdampak, serta inovasi yang mampu menjawab kebutuhan sektor kesehatan dan industri farmasi nasional.
Rektor mengatakan FFUP percaya bahwa kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah, industri, dan asosiasi profesi merupakan langkah strategis dalam mempercepat pengembangan obat bahan alam Indonesia.
Untuk itu, FFUP membuka ruang kolaborasi yang lebih luas bagi seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama mendorong kemajuan sektor farmasi melalui penelitian, pengembangan produk, dan hilirisasi yang berkelanjutan.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar mendukung adanya Gedung Baru yang akan menjadi pusat pengembangan pendidikan, penelitian, dan hilirisasi produk farmasi.
"Kami tentunya mempunyai kepedulian yang besar kepada dunia akademik, karena inovasi, transfer teknologi dan pengembangan ekonomi, salah satu pilarnya yaotu akademik," ujarnya ketika menghadiri peresmian Geung Baru di UP.
Ia melihat ada potensi besar dalam dunia akademik, dimana BPOM sedang mengusung konsep ABG, (Akademik, Bisnis dan Goverment) yang merupakan segitiga sama sisi yang aama kuatnya.
"Selama ini kana ikatannya pemerintah dengan akademisi, pemerintah dengan bisnis. Sehingga tidak ada akademis dengan bisnis belum ada," ujarnya.
Jadi katanya riset dan inovasi mulainya dari kampus, bisnis yang memanfaatkan dengan menghasilkan produk hilirisasi dan pemerintah BPOM memberikan pengesahan dan sertifikasi, izin edar dan sebagainya.
FFUP, yang telah berdiri sejak 1963 dan menjadi salah satu institusi pendidikan farmasi terkemuka di Indonesia, kini memiliki lima program studi yaitu D3, S1, PSPPA, S2, dan S3 dengan total 1.761 mahasiswa aktif.
Seluruh program studi tersebut telah berstatus Akreditasi Unggul, kecuali Program Doktor (S3) yang masih dalam proses akreditasi sejak dibuka pada 2016.
Dalam rangkaian kegiatan peresmian, FFUP juga menyelenggarakan Seminar Nasional bertema “Strategi Industri Farmasi Yang Kompetitif dan Adaptif di Era Digital.”
Kehadiran para pembicara dari berbagai sektor memperkaya perspektif mengenai transformasi industri farmasi di tengah perkembangan teknologi digital.
Baca juga: FFUI perkuat komitmen dalam inovasi kosmetik Indonesia
Baca juga: FFUP Jakarta beri edukasi pengelolaan sampah di Desa Putat Nutug, Ciseeng Bogor
Baca juga: Olimpiade Farmasi wadah uji ilmiah mahasiswa
