Denpasar (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menyerahkan dua unit perahu karet kepada Provinsi Bali melalui Korem 163/Wira Satya untuk patroli penanganan banjir dan membersihkan sampah.
“Ini sebagai bentuk respons kami terhadap kejadian banjir di Bali kemarin, kami harapkan menjadi salah satu peralatan yang digunakan untuk kesiapsiagaan dan bisa dimanfaatkan untuk patroli sampah di sungai,” kata Plt Deputi Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 Kementerian LH Hanifah Dwi Nirwana, di Denpasar, Sabtu.
Hanifah mengingatkan bahwa di penghujung tahun biasanya Bali "kedatangan" sampah laut, maka perahu karet bermesin ini juga dapat dimanfaatkan untuk membersihkan sampah itu..
“Sebenarnya ini multiguna, baik dari sisi kebencanaan maupun pencegahan,” ucapnya.
Baca juga: KLH segel sementara sejumlah lokasi tambang di Sumbar tindaklanjuti dampak banjir
Meskipun sudah dibantu dua perahu, Kementerian LH tetap mendorong agar masyarakat Bali menjaga lingkungan, sebab perubahan iklim yang didukung faktor sampah dapat membuat daerah semakin rentan.
“Mudah-mudahan ke depan tidak ada lagi kejadian banjir seperti kemarin. Dengan gerak cepat bersama-sama, mudah-mudahan kita bisa benahi lanskapnya Bali yang sangat rentan karena kecilnya Bali, menjadi hal penting buat kita menyadarkan diri menjaga lingkungan,” kata Hanifah.
Baca juga: KLH dan EAL tanam 350 pohon endemik di lereng Gunung Pangrango
Atas bantuan perahu karet ini, Kepala Seksi Logistik Korem 163/Wira Satya Kolonel Czi Koerniawan Pramulyo menyampaikan terima kasih.
Selanjutnya, mereka akan menggunakan perahu ini untuk melakukan evakuasi terhadap warga terjebak banjir, mendorong logistik ke daerah terdampak, mendorong personel dapur umum ke wilayah yang sulit dijangkau kendaraan darat, dan patroli ke daerah terdampak.
“Saat ini kami juga sedang melaksanakan pembersihan pantai sehingga itu juga kita bisa maksimalkan penggunaannya untuk patroli sampah di wilayah pantai,“ kata dia.
Baca juga: KLH akan berikan panduan selesaikan sampah dan limbah akibat banjir di Sumatera
Korem 163/Wira Satya menyadari banjir besar yang lalu tak luput dari faktor kerusakan lingkungan hidup, marak alih fungsi lahan, berkurangnya resapan air, dan tumpukan sampah, sehingga dengan bertambahnya alat utama maka penanganan bencana dapat diantisipasi dan ditangani lebih efektif dan efisien.
Kolonel Koerniawan menyampaikan bahwa perahu berbahan bakar solar itu sering dikenal dengan Landing Craft Rubber (LCR) yang fleksibel pada perairan yang dangkal maupun dalam.
Untuk keperluan darurat, satu perahu karet dapat mengangkut sampai dengan 10 orang, dan dengan perawatan yang baik maka ketahanannya dapat mencapai 10-15 tahun.
