Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Ratusan santri Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) Al Barkah di Desa Cicau, Kecamatan Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, akhirnya dapat menikmati fasilitas gedung baru usai menantikan pembangunan selama belasan tahun.
Suara riuh kembali terdengar setelah hampir setahun sunyi. Senyum merekah dan keceriaan nampak jelas tersirat dari wajah ratusan anak yang kini bisa bersekolah dengan lebih tenang serta nyaman.
"Gedung lama usianya baru 15 tahun sejak dibangun tahun 2010 tapi kondisinya sudah miring karena fenomena pergerakan tanah begitu, jadi bergeser. Fondasi melengkung bahkan atap nyaris roboh. Tiga bulan sebelum dibangun sudah tidak dipakai hingga pada 21 Mei kemarin dibangun ulang dan alhamdulillah sekarang sudah bisa dipakai kembali," kata Kepala MDTA Al Barkah Haris di lokasi, Kamis.
Dia mengatakan meski bukan sekolah formal, MDTA Al Barkah memiliki 246 peserta didik terbagi atas enam kelas. Madrasah ini bahkan menjadi urutan ketiga dengan jumlah siswa terbanyak di Kabupaten Bekasi, berdasarkan data Kantor Kementerian Agama daerah setempat.
"Setiap tahun, tidak kurang dari 50 anak mendaftar pada tahun ajaran baru. Tidak sedikit di antara mereka yang akhirnya ditolak karena kuota penuh," katanya.
Menurut ia tinggi antusias masyarakat untuk menyekolahkan anak di MDTA Al Barkah ini lantaran tidak banyak sekolah agama di lingkungan sekitar. Terlebih muatan agama di sekolah negeri terbatas sehingga ditambah dari madrasah.
Namun karena bukan sekolah modern dan dikelola sukarela, para santri terpaksa belajar dengan keterbatasan. Sejak berdiri pada tahun 1980, sekolah ini tidak pernah direnovasi. Kondisinya kian mengkhawatirkan lantaran berada di tanah yang labil sehingga rawan longsor.
MDTA Al Barkah akhirnya terpilih untuk mendapatkan bantuan program tanggung jawab sosial lingkungan perusahaan (TJSLP) atau CSR dari PT Suzuki Indomobil dan PT Harrosa Darma Nusantara.
Dalam program TJSLP ini, gedung dirobohkan seluruhnya. Fondasi pun turut dibongkar sebelum dibangun kembali dengan kokoh untuk mencegah pergeseran tanah. Gedung baru didirikan dengan tiga ruang kelas. Setiap ruang kelas dilengkapi 25 set bangku dan kursi, lemari serta kipas angin.
"Bersyukur senang banget, kemarin sekolahnya rusak mau runtuh. Jadi suka takut. Sekarang alhamdulillah bisa sekolah lagi," kata Risma (9), salah seorang peserta didik.
Dengan dominasi warna putih, gedung sekolah ini terlihat lebih kokoh dan cantik dibanding gedung sekolah negeri. Bagian atap pun didak sehingga pembangunan bisa dilanjutkan menjadi dua lantai.
Kepala Desa Cicau Maman M Pahlevi mengaku lega madrasah bisa dibangun kembali setelah melalui proses pengajuan usulan kepada pemerintah hanya saja belum terealisasi.
"Saya sendiri sampai terharu karena akhirnya bisa juga diperbaiki. Dibangun lagi," kata Maman yang juga alumnus MDTA Al Barkah.
Section Head PT. Suzuki Indomobil Joko Putranto mengatakan program ini sebagai kontribusi pada sektor pendidikan kepada masyarakat sekitar. Komitmen ini sudah berlangsung sejak beberapa tahun terakhir.
Direktur Utama Harrosa Darma Nusantara Hartono Muhammad Fadhil mengatakan pembangunan madrasah dilakukan karena kondisinya yang sangat memprihatinkan ditambah minim perhatian, padahal memiliki banyak peserta didik.
"Madrasah kan rata-rata di bawah 50 siswa, di sini 200 orang lebih. Dengan kondisi bangunan kurang layak, sehingga CSR kami salurkan ke sini," katanya.
Hartono memastikan pembangunan tidak hanya berakhir di sini, melainkan terus berlanjut. Lantai dua akan dibangun bila antusiasme masyarakat untuk bersekolah kian meningkat. "Kalau memang antusias warga di madrasah ini tinggi, kami ada program lanjutan untuk jadi tingkat dua madrasahnya," kata dia.(KR-PRA).
