Depok (ANTARA) - Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan terus memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia, terutama masyarakat dengan perekonomian menengah ke bawah. Marsitoh (46), warga Cilodong, Kota Depok, yang kesehariannya berdagang ini merasakan langsung bagaimana Program JKN menjadi penolong dan penyelamat finansial mereka ditengah tingginya biaya kesehatan.
Marsitoh mengaku sudah menjadi peserta JKN sejak BPJS Kesehatan terbentuk kurang lebih hampir sepuluh tahun lamanya. Selama menjadi peserta JKN, ia dan keluarganya beberapa kali memanfaatkan program ini untuk mendapatkan layanan kesehatan di fasilitas kesehatan (faskes) mitra kerja BPJS Kesehatan.
“Dulu kan namanya Asuransi Kesehatan (Askes) dan cuma berlaku untuk pegawai negeri saja, terus pas ganti nama jadi BPJS Kesehatan dan semua masyarakat bisa daftar, saya juga ikut daftar. Lalu ada juga program jaminan kesehatan yang dibayarin pemerintah, nah saya terdaftarnya di sana, jadi setiap bulan tuh pemerintah yang bayarin iuran BPJS Kesehatan saya dan keluarga. Kalau lagi sakit bisa pakai Program JKN aja, berobat gak pake bayar, semuanya sudah ter-cover. Apalagi kadang anak saya suka demam atau flu bergantian gitu jadi bisa ditangani di puskesmas tanpa mengeluarkan biaya sama sekali. Kalau tidak ada jaminan kesehatan, bolak-balik ke puskesmas berulang kali juga lumayan biayanya. Kalau penyakit ringan bisa di puskesmas saja tapi kalau penyakitnya berat bakal dikasih rujukan ke rumah sakit,” ujarnya, Senin (29/09).
Baca juga: Lima tahun tak dipakai, Iuran JKN selamatkan Riri saat persalinan
Baca juga: Manfaat JKN: Dede ceritakan perawatan prostat ayahnya tanpa biaya
Marsitoh juga membagikan pengalaman yang tidak terlupakan olehnya, yaitu ketika anaknya yang saat itu berusia dua tahun demam tinggi hingga mengalami kejang. Berdasarkan diagnosa dokter, kondisi kejang seperti itu dapat terjadi akibat kenaikan suhu tubuh yang sangat drastis dan memicu respon abnormal pada otak.
Sadar keluarganya terlindungi oleh Program JKN, Marsitoh segera melarikan anaknya ke Rumah Sakit (RS) Trimitra Kabupaten Bogor. Ia mengapresiasi layanan administrasi di rumah sakit tersebut, karena menurutnya sangat memudahkan cukup dengan menujukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau kartu digital yang ada di aplikasi Mobile JKN. Marsitoh juga menilai pelayanan di rumah sakit cukup baik, meski dirinya terdaftar sebagai peserta JKN.
“Biasanya anak-anak itu gampang demam kan ya, awalnya saya kira hanya demam biasa tapi panasnya kok gak turun-turun, hingga akhirnya anak saya kejang. Biasanya anak dengan riwayat kejang, diusahakan sangat dijaga agar suhu tubuhnya tidak melonjak tinggi tiba-tiba. Awalnya panik banget, mau bawa ke rumah sakit tapi biayanya pasti mahal, tapi saya teringat punya Kartu JKN dan aktif. Gak pikir lama, saya langsung bawa anak saya ke rumah sakit untuk mendapatkan tindakan medis. Sebelumnya pernah dirawat juga di Rumah Sakit Hasanah Graha Afiah (RS HGA) Depok. Tapi yang terakhir ini saya bawa ke RS Trimitra Cibinong. Pelayanan di rumah sakit cukup baik, meskipun kami peserta JKN, tidak ada perbedaan perlakuan antara pasien BPJS Kesehatan dan pasien umum, semuanya dilayani sama,” ungkapnya.
Baca juga: Tak lagi cemas, kesehatan keluarga Dika terlindungi oleh Program JKN
Marsitoh mengaku saat anaknya harus dirawat beberapa hari di rumah sakit, tidak sama sekali dikenakan tambahan iur biaya, semuanya gratis. Dari tindakan medis yang dilakukan, konsultasi dokter, biaya rawat inap sampai obat-obatan sudah ditanggung Progam JKN. Sebagai keluarga dengan kondisi perekonomian menengah ke bawah, Marsitoh merasa sangat terbantu dan terselamatkan dari beban finansial untuk pengobatan.
Pengalaman Marsitoh ini menjadi bukti bahwa Program JKN dapat membantu meringankan beban masyarakat dalam mendapatkan layanan kesehatan yang layak. Di akhir wawancara, ia berpesan kepada masyarakat yang masih ragu untuk mendaftar sebagai peserta JKN untuk segera memiliki perlindungan kesehatan sebagai bentuk antisipasi saat penyakit tiba-tiba menghampiri.
“Alhamdulillah kebantu banget, apalagi dengan kondisi perekonomian saya seperti ini ditambah anak saya juga banyak. Berobat ke rumah sakit itu mahal, apalagi sampai dirawat. Kalau tidak ada Program JKN, saya juga bingung harus bawa anak saya ke mana. Intinya saya sangat bersyukur ada program ini, meskipun yang gratis dari pemerintah tapi ini ngebantu banget. Pesan saya untuk masyarakat Indonesia, jangan tunggu sakit baru daftar. Kadang ada yang bilang, buat apa, kan saya lagi tidak sakit. Tapi kita tidak tahu ke depannya bagaimana, buat jaga-jaga saja. Kalau mampu ya daftar langsung sebagai peserta yang berbayar mandiri, kalau kondisi finansial belum memungkinkan bisa daftar yang gratis dari pemerintah. Dengan adanya perlindungan kesehatan semacam ini, kita tidak perlu khawatirin biaya lagi kalau berobat,” tutupnya.
