Jakarta (ANTARA) - Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengatakan tengah mempersiapkan langkah untuk mengintensifkan upaya penyelamatan 15 danau prioritas nasional, mengingat sebagian besar masih belum mencapai target strategi penyelamatan yang sudah ditetapkan.
Dalam puncak peringatan Hari Danau Sedunia 2025 sekaligus Rakornas Penyelamatan Danau Indonesia di Jakarta, Rabu, Menteri LH/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Hanif mengakui masih banyak danau di Indonesia, terutama 15 yang sudah ditetapkan sebagai prioritas nasional, berada dalam kondisi tidak baik.
"15 danau prioritas tadi yang disebutkan, seluruhnya dalam kondisi tidak baik. Angka-angka tadi, penilaian secara administratif, tetapi secara fisik 15 danau tadi benar-benar belum kita sentuh dengan kegiatan nyata yang membawa dampak real untuk perubahan 15 danau tadi," kata Menteri Hanif.
Dia merujuk kepada kondisi 15 danau prioritas yang sudah ditetapkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 60 tahun 2021 tentang Penyelamatan Danau Prioritas Nasional yaitu yaitu Danau Toba di Sumatera Utara, Danau Singkarak di Sumatera Barat, Danau Maninjau di Sumatera Barat, Danau Kerinci di Jambi, Danau Rawa Danau di Banten, Danau Rawa Pening di Jawa Tengah, dan Danau Batur di Bali.
Selain itu Danau Tondano di Sulawesi Utara, Danau Kaskade Mahakam (Melintang, Semayang, dan Jempang) di Kalimantan Timur, Danau Sentarum di Kalimantan Barat, Danau Limboto di Gorontalo, Danau Poso di Sulawesi Tengah, Danau Tempe di Sulawesi Selatan, Danau Matano di Sulawesi Selatan, dan Danau Sentani di Papua.
Beberapa danau bahkan mencatatkan nihil perkembangan dalam implementasi program penyelamatan, seperti Danau Maninjau yang dilaporkan hasil nol persen dalam kategori penataan ruang, serta Danau Batur dan Tondano hanya mencapai poin terendah yaitu 50 persen dalam kategori kebijakan dan anggaran.
Di kategori penyelamatan ekosistem perairan, sempadan, dan tangkapan air, Danau Tondano kembali mencatat nilai terendah dengan poin 30 persen. Dalam kategori penerapan riset, pemantauan dan basis data, Danau Limboto dan Singkarak memperlihatkan capaian terendah dengan nilai nol persen.
Untuk kategori pengembangan sosial ekonomi, penguatan kelembagaan dan peran masyarakat, Danau Singkarak menjadi yang terendah dengan capaian 33 persen.
Baca juga: Ekonom sebut kehadiran pesawat amfibi di Danau Toba tingkatkan jumlah wisatawan
