Malang Raya (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang menyatakan pelibatan peran banyak pihak menjadi strategi utama mempercepat idetifikasi kasus penyakit tuberkulosis (TBC).
Kepala Dinkes Kota Malang dr Husnul Muarif di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis, mengatakan upaya yang dilakukan tidak hanya melibatkan pihak puskesmas dan rumah sakit, tetapi juga organisasi nonprofit (NGO).
"Untuk masalah TBC, upaya kami tidak hanya melibatkan puskesmas dan fasilitas kesehatan lanjutan atau rumah sakit, tapi ada NGO yang turut berperan aktif membantu," katanya.
Pihak-pihak yang terlibat akan memberikan laporan perihal perkembangan kasus TBC di wilayahnya.
Baca juga: Jakarta skrining TBC dari pintu ke pintu di Kelapa Gading
Baca juga: Dinkes supervisi terintegrasi Klinik Lapas Namlea untuk deteksi dini dan kendalikan TBC
Adapun ciri utama seseorang menderita TBC, yakni mengalami batuk yang tidak selesai dalam kurun waktu dua sampai tiga minggu. Sedangkan, gejala tambahannya, di antaranya nyeri pada dada, mual, dan terdapat bercak darah saat batuk.
Meski demikian, Husnul menjelaskan setiap orang tidak bisa langsung divonis sebagai penderita TBC. Penentuan kondisi melihat pada hasil serangkaian prosedur pemeriksaan hingga tes cepat molekuler (TCM) dengan mengambil sampel dahak
"Jika ada yang positif TBC akan dilakukan investigasi kontak, setiap satu penderita kami harus 15 investigasi kontak untuk mengetahui siapa saja yang berinteraksi dengan penderita, bisa keluarga maupun orang di satu tempat kerja," ucapnya.
Baca juga: Ratusan anak di Serang terpapar TBC
Kolaborasi yang diterapkan ini, kata Husnul diharapkan memberikan berdampak pada kecepatan penemuan pasien baru TBC.
Berdasarkan data dari Dinkes Kota Malang hingga akhir Agustus 2025 total sudah ada 1.700 orang yang teridentifikasi terjangkit TBC.
"Vaksinasi diberikan sejak seseorang berusia satu bulan. Penyebabran TBC ini melalui airborne disease atau udara dan bergantung pada imunitas serta asupan nutrisi," kata dia.
Dengan cara ini, dia yakin pelacakan dan penemuan kasus penyakit itu semakin cepat, sehingga pada 2035 program eliminasi TBC bisa terealisasi sebagaimana target dari pemerintah pusat.
"Setiap Selasa ada delapan provinsi dengan beban tinggi TBC, termasuk Jawa Timur mengikuti rapat koordinasi untuk melaksanakan percepatan penuntasan dan Kota Malang pada 2025 ditarget mampu menemukan tiga ribu penderita TBC," ucap dia.
