Makassar (ANTARA) - Saharuddin Daeng Sarring, ayah Budi Haryadi salah satu korban pembakaran kantor DPRD Kota Makassar yang kini sedang berjuang di ruang ICU Rumah Sakit Primaya curhat kepada Menteri Sosial Saifullah Yusuf soal penanganan anaknya.
"Saya menyampaikan kepada pak menteri bagaimana nanti (anaknya) bila Tuhan menghendaki (selamat dari kritis)," ucapnya seusai bertemu Mensos bersama perwakilan korban lainnya di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat.
Saharuddin diundang bersama perwakilan keluarga lain yang menjadi korban insiden pembakaran DPRD Makassar di rumah duka, korban Rusdamdiansyah alias Dandi (26) pengemudi ojek daring yang dikeroyok massa karena disangka intelijen.
Budi merupakan tulang punggung keluarga dan telah memiliki dua anak yang masih kecil.
"Bagaimana biaya anak-anaknya yang masih kelas satu dan kelas empat SD ,serta biaya hidup nanti, walaupun dia masih tinggal bersama saya. Kami berharap ada dukungan," katanya.
Budi bekerja sebagai Anggota Satpol PP di Kantor Kecamatan Tallo sejak 2016. Statusnya kini Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) paruh waktu. Untuk menambah penghasilan, Budi menjadi pengemudi ojek daring Grab.
"Kondisi belum sadar penuh, tapi sesekali ngomong dan tidak semua orang dia kenali. Mohon doanya," ujarnya memgenai kondisi Budi.
Saat kejadian pembakaran Kantor DPRD Makassar pada Jumat (29/8) malam, korban Budi Haryadi nekat melompat dari lantai atas gedung tersebut saat api mulai membakar ruangan. Korban sempat dikabarkan meninggal dunia di rumah sakit, namun informasi dan berita tersebut tidak benar.
Mensos Saifullah Yusuf dalam kunjungannya menyampaikan, seluruh korban diberikan perlindungan dan jaminan sosial, termasuk memberikan santunan sebesar Rp15 juga masing-masing bagi tiga orang korban meninggal dan sebesar Rp5 juta setiap orang korban luka. Selain itu, ada program rehabilitasi dan pemberdayaan sosial.
