Lebak (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten mengelar edukasi kesehatan reproduksi bagi kalangan remaja putri guna mencegah prevalensi stunting untuk mempersiapkan Generasi Emas 2045.
"Kita sangat penting menyampaikan edukasi kesehatan reproduksi bagi kalangan remaja putri untuk mencegah stunting," kata Kepala Bidang Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kabupaten Lebak Tuti Nurasiah di Lebak, Rabu.
Pelaksanaan edukasi kesehatan reproduksi itu rutin setiap pekan di sekolah maupun lingkungan masyarakat agar tidak terjadi pernikahan dini dan pergaulan seks bebas yang berpotensi menimbulkan penyakit menular.
Ia mengatakan pentingnya remaja putri jangan sampai hamil duluan atau pernikahan anak karena organ produksi belum sehat.
Baca juga: Jayapura dorong peningkatan literasi kesehatan reproduksi KDS
Kasus kematian anak dan ibu ketika menjalani persalinan, katanya, karena terjadi pernikahan dini dan hamil di luar nikah.
Ia mengatakan pernikahan usia dini dapat menimbulkan permasalahan sosial dan menghambat tujuan pembangunan yang berkelanjutan.
Bahkan, katanya, pernikahan dini menyumbangkan prevalensi stunting cukup menonjol, termasuk kasus kematian ibu dan anak, lantaran rahim mereka masih rentan.
Selain itu, kata dia, pernikahan dini karena kebanyakan mereka belum memiliki pekerjaan tetap, sehingga berdampak terhadap kesulitan ekonomi dan ketersediaan pangan keluarga.
"Jika kesulitan ekonomi maka asupan gizi juga terjadi kekurangan dan dipastikan akan melahirkan anak stunting," katanya.
Pihaknya memberikan penyampaian kesehatan reproduksi di tingkat SMP secara rutin ke sekolah, sekaligus pemberian tablet tambah darah (TTD).
Baca juga: DPR minta pemerintah beri edukasi tentang kesehatan reproduksi cegah infeksi sifilis
Dia mengharapkan pemahaman edukasi kesehatan reproduksi membuat para remaja dapat mengembangkan sikap yang sehat dan bertanggung jawab terhadap tubuh mereka sendiri.
Selain itu, kalangan remaja harus memahami pentingnya asupan gizi seimbang dan melakukan olahraga atau aktivitas fisik.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan kalangan remaja putri dengan status gizi baik memainkan peran penting mencegah stunting pada masa mendatang ketika menjadi calon ibu.
Investasi kesehatan remaja memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan generasi mendatang dan menentukan stunting atau tidak.
Baca juga: DPR nilai edukasi kesehatan reproduksi harus berlandaskan nilai Pancasila
Remaja putri perlu mengonsumsi zat besi yang cukup, sebab jika kekurangan gizi pada masa remaja dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan, termasuk anemia.
Pencegahan stunting, kata dia, dimulai dari remaja putri dengan mengonsumsi zat besi sehingga dapat menyelamatkan anak dari pendarahan ketika menjalani persalinan.
"Kita meyakini jika remaja mengonsumsi zat besi dapat mencegah anak stunting," katanya.
