Probolinggo, Jawa Timur (ANTARA) - Eksotika Bromo 2025 yang digelar di lautan pasir Gunung Bromo pada 20-22 Juni 2025 menjadi pertemuan lintas budaya untuk mendongkrak sektor pariwisata dan menjaga kelestarian alam di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
"Gelaran budaya itu menyajikan beragam seni tradisi, sekaligus menyuarakan harmoni antara manusia, alam, dan spiritualitas," kata Ketua penyelenggara Eksotika Bromo Afifa Prasetya dalam keterangan tertulis yang diterima, di Probolinggo, Minggu.
Eksotika Bromo diselenggarakan oleh komunitas JatiSwara dengan menggandeng Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
"Eksotika Bromo adalah event nasional, karena banyak penampil dari berbagai daerah di Indonesia dan setiap pengunjung yang hadir wajib membawa satu bibit pohon untuk membantu pelestarian lingkungan," ujarnya pula.
Baca juga: Kementerian Pariwisata jaga kepercayaan wisatawan terhadap Taman Nasional Bromo
Baca juga: Bupati janji perkuat UMKM di Gunung Bromo
Kegiatan tersebut merupakan sebuah perayaan yang menyatukan denting gamelan, irama campursari, hingga perkusi tradisional dari berbagai daerah. Semua itu menyatu dalam suasana magis pegunungan.
"Harmoni bunyi yang mengalun di tengah lanskap megah Gunung Bromo menjadi simbol kuat pertemuan lintas budaya. Semua itu melebur dalam semangat kebersamaan," katanya pula.
Salah satu suguhan utama tahun ini adalah Festival Perkusi Jawa Timuran yang menyajikan berbagai alat musik pukul tradisional dari penjuru Jatim seperti musik Tong Tong dari Madura dan perkusi khas Tengger yang sarat nuansa spiritual.
Ia mengatakan event yang mengusung tema "Ruwat Rawat Segoro Gunung" memiliki makna bahwa kegiatan Eksotika Bromo 2025 mengajak masyarakat untuk merenungkan pentingnya menjaga keseimbangan alam dan warisan budaya.
Baca juga: Wisata di Bromo, Tengger, Semeru saat Nyepi dan Lebaran tutup sementara
"Yang paling khas dari Eksotika Bromo tentu saja pertunjukan kolosal Kidung Tengger yang mengangkat legenda rakyat Joko Seger dan Roro Anteng dalam bentuk sendratari megah," ujarnya.
Dalam lanskap megah Bromo, festival itu adalah upaya kuat untuk menjaga warisan budaya, serta untuk merawat dan melestarikan lingkungan demi generasi mendatang.
Bupati Probolinggo Mohammad Haris mengapresiasi atas terselenggaranya kembali Eksotika Bromo 2025 yang merupakan kesempatan untuk mengenalkan budaya Tengger.
"Besar harapan kami bahwa wisatawan dapat mengenal budaya Tengger terutama kisah-kisahnya. Mereka bisa tinggal lebih lama karena mengenal budayanya," katanya.
Pada pemuncak pagelaran tampil artis ibu kota Olivia Zalianti yang membacakan puisi Kidung Tengger.
Eksotika Bromo 2025 hadir dengan suguhan budaya yang memukau, karena pengunjung menikmati pertunjukan seni tradisional dan kolaborasi tari lintas daerah yang eksotik.