Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria mengajak Asia House, lembaga pemikir yang menjembatani Asia dengan Eropa, berkolaborasi guna memperkuat pilar-pilar pokok ekosistem digital nasional.
"Kami akan terus memperkuat pilar-pilar fundamental ekosistem digital kami, yakni talenta, infrastruktur, dan tata kelola. Kami berharap dapat menjalin kemitraan yang kuat dalam investasi, R&D, serta pembangunan kapasitas digital untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045," katanya sebagaimana dikutip dalam keterangan pers kementerian di Jakarta, Jumat.
Dalam acara yang dilaksanakan oleh Asia House di London, Inggris, Kamis (12/6), Nezar menyampaikan visi ambisius Indonesia untuk menjadi pemimpin digital global pada 2045.
Ia menyoroti tantangan-tantangan yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia dalam upaya mewujudkan visi tersebut, termasuk dalam membangun infrastruktur digital di seluruh wilayah dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia.
Baca juga: Wamenkomdigi temui Dirjen DSIT bahas kolaborasi AI Indonesia-Inggris
Baca juga: Kemkomdigi dan SAP njalin kemitraan strategis bangun ekosistem AI di RI
"Kita menghadapi tantangan besar dalam memastikan seluruh masyarakat Indonesia terhubung, mengingat masih terdapat populasi kita yang belum memiliki akses internet memadai," katanya.
Nezar mengemukakan bahwa pemerintah Indonesia membutuhkan investasi dalam pembangunan pusat data dan infrastruktur pengembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) serta riset.
"Kami sangat membutuhkan investasi dalam pusat data dan infrastruktur AI untuk mendukung komunitas besar yang ingin kami hubungkan. Selain itu, investasi dalam penelitian dan pengembangan," katanya.
Baca juga: Pemanfaatan teknologi jadi jembatan layanan inklusif sektor keuangan
Pemerintah Indonesia, ia mengatakan, ingin menjalin kerja sama dengan mitra internasional, universitas, dan lembaga penelitian untuk memupuk ekosistem inovasi.
"Indonesia sangat terbuka untuk kemitraan internasional," katanya.
"Kami aktif mempelajari praktik terbaik dari negara-negara seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan Korea Selatan dalam hal pendidikan digital dan kemajuan teknologi. Kami ingin mengambil yang terbaik dari semua pihak untuk diterapkan di Indonesia," ia menjelaskan.