Banjarmasin (ANTARA) - Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan berupaya mengatasi krisis dokter spesialis, khususnya untuk lima penyakit serius, yakni kanker, stroke, jantung, urologi serta kesehatan ibu dan anak.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin Tabiun Huda di Banjarmasin, Senin, menyampaikan, kekurangan sumberdaya manusia (SDM) di bidang kesehatan untuk dokter spesialis utamanya di RSUD Sultan Suriansyah.
"Selain RSUD Sultan Suriansyah milik Pemkot Banjarmasin ini, juga untuk puluhan puskesmas," paparnya.
Menghadapi kenyataan ini, ujar Tabiun, Pemkot Banjarmasin melakukan upaya meningkatkan kualitas SDM untuk menjawab tantangan layanan kesehatan yang kian kompleks.
Baca juga: Menkes sebut PPDS "Hospital Based" strategi atasi persoalan krisis dokter spesialis di Indonesia
Dia pun bersyukur, program ini mendapat dukungan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) serta difasilitasi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Banjarmasin.
Hal tersebut selaras dengan program beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk tenaga kesehatan.
Karena, kata Tabiun, kekurangan dokter spesialis menjadi persoalan krusial yang ingin segera mendapat perhatian.
Pemkot pun, ujar dia, akan memetakan kebutuhan dokter spesialis yang diperlukan dan kemampuan untuk memenuhinya.
Sementara itu Kepala Badan Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan Pelatihan (BKD DIKLAT) Banjarmasin Totok Agus Daryanto menuturkan, kesiapan pihaknya dalam mendukung dari sisi perencanaan dan pengelolaan SDM untuk mengatasi krisis dokter spesialis ini.
Baca juga: Menteri Kesehatan Zenezuela Dipecat Di Tengah Krisis Medis
Saat ini, langkah awal dengan penyusunan peta jabatan untuk tenaga kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin.
"Kalau sekarang belum ada, Insya Allah pada 2026 ASN-nya akan kita plot," ucapnya.
BKD DIKLAT juga siap memfasilitasi tenaga medis yang ingin melanjutkan pendidikan. Biaya bisa ditanggung dari program pemerintah daerah.
"Dalam waktu dekat bisa disiapkan 1–2 dokter spesialis sesuai kebutuhan prioritas daerah, dengan skema pendidikan gratis," jelasnya.
Totok menyatakan, langkah peningkatan kualitas SDM itu, untuk mendukung layanan terhadap penyakit jantung, kanker, stroke, urologi dan masalah kesehatan utama lainnya.
Totok menyebut, upaya terpadu ini harapannya dapat meningkatkan akses, mutu dan kecepatan layanan kesehatan bagi warga Banjarmasin.
"Tujuannya, untuk menurunkan angka sakit dan kematian akibat penyakit tidak menular yang terus meningkat," demikian katanya.