Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Sekretaris Daerah Kota Sukabumi Hasan Asari mengatakan penyuluh pertanian dan kelompok tani harus mampu menciptakan teknologi tepat guna untuk mendongkrak produksi pertanian di tengah keterbatasan lahan di Kota Sukabumi, Jabar.
"Lahan pertanian yang semakin menyempit tentunya sangat mempengaruhi terhadap hasil produksi. Untuk mengatasi hal tersebut penyuluh pertanian dan poktan dituntut untuk bisa menciptakan teknologi tepat guna," katanya di Sukabumi, Selasa.
Menurut Hasan, penyuluh pertanian tentunya sangat berperan membantu petani dalam upaya meningkatkan hasil produksi pertanian. Selain itu juga dituntut kreatif dan inovatif dengan menciptakan teknologi pertanian sederhana yang disesuaikan dengan kondisi lahan.
Tentunya teknologi yang diciptakan tidak harus menggunakan peralatan canggih, mahal dan berskala besar, tetapi dengan memanfaatkan sumber daya maupun peralatan yang ada. Seperti membuat alat pencacah padi, pembuatan pupuk maupun pestisida organik dan lainnya.
Pihaknya juga mengapresiasi petani muda yang mampu mengembangkan sistem pertanian hidroponik yang merupakan salah teknologi tepat guna untuk meningkatkan produksi pertanian dengan memanfaatkan lahan sempit.
Ternyata hasilnya pun sangat menguntungkan, di mana sudah ada beberapa produk pertanian hidroponik yang masuk ke pasar-pasar moderen. Tentunya ini bisa menjadi solusi di tengah keterbatasan lahan pertanian yang saat ini tinggal 1.321 hektare karena alih fungsi.
"Kota Sukabumi tidak bisa selamanya mengandalkan pasokan pangan dari luar daerah, seperti beras yang sekitar 80 persen dipasok dari Kabupaten Sukabumi dan daerah lain," tambahnya.
Hasan mengatakan untuk meningkatkan produksi pertanian, selain menciptakan teknologi tepat guna, Pemkot Sukabumi terus berupaya menciptakan petani-petani muda yang kreatif dan inovatif melalui berbagai pelatihan peningkatan kemampuan.
Petani muda ini diharapkan mampu membantu Kota Sukabumi dalam mengatasi persediaan dan menjaga ketahanan pangan, salah satunya dengan memanfaatkan lahan perkarangan rumah untuk dijadikan tempat bertani.
Di sisi lain, produksi beras di Kota Sukabumi hanya bisa mencukupi 30 persen dari kebutuhan warga. Di mana rata-rata setiap harinya konsumsi beras mencapai 180 ton, bahkan lebih.
Baca juga: Mentan minta PPL se-Jateng dan Yogyakarta percepat swasembada pangan