Bogor (Antara Megapolitan) - Muhammad Alif Azizi, mahasiswa Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian (Faperta) Institut Pertanian Bogor (IPB) melakukan suatu riset untuk mengetahui keefektifan nematoda entomopatogen Heterorhabditis sp. isolat Pelabuhan Ratu untuk pengendalian hama rayap tanah.
“Rayap tanah adalah salah satu hama utama yang dapat merusak tanaman dan kayu sebagai komponen bangunan, sehingga perlu ditanggulangi. Kerusakan yang disebabkan rayap bukan hanya pada nilai kontruksional kayu, tetapi juga akan mengurangi masa pakai kayu. Hal ini sudah banyak dikeluhkan oleh masyarakat, petani, dan pemilik properti,†ujarnya.
Umumnya untuk pengendalian rayap tanah menggunakan termitisida kimiawi, seperti Fipronil, Imidakloprid dan Klorpirifos. Penggunaan bahan kimiawi ini dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan manusia. Oleh karena itu, perlu adanya alternatif pengendalian lain yang alami, ramah lingkungan, efektif dan aman bagi manusia.
Nematoda Entomopatogen (NEP) adalah organisme berbentuk menyerupai cacing yang bersifat parasit terhadap serangga. NEP merupakan salah satu organisme alternatif untuk pengendalian serangga-serangga hama yang aman bagi lingkungan.
Salah satunya adalah Heterorhabditis sp., merupakan salah satu NEP potensial karena kisaran inangnya cukup luas. Hasil-hasil penelitian sebelumnya membuktikan bahwa NEP ini efektif mengendalikan beberapa spesies hama.
Alif melakukan pengujian dalam dua tahap yaitu uji pendahuluan dan uji lanjutan. LC95 uji pendahuluan NEP Heterorhabditis sp. isolat Pelabuhan Ratu terhadap rayap tanah C. curvignathus sebesar 1203 juvenil infektif (JI)/ml, digunakan sebagai dasar untuk uji lanjutan.
Uji lanjutan dilakukan dengan menggunakan empat tingkat kerapatan JI yaitu 900, 1200, 1500 dan 1800 JI/ml. Mortalitas rayap uji dihitung pada 48 jam setelah inokulasi.
Hasil penelitian menunjukkan NEP Heterorhabditis sp. isolat Pelabuhan Ratu pada kisaran kerapatan 900-1800 JI/ml tergolong efektif mampu mengendalikan rayap tanah, dengan tingkat efikasi berdasarkan kriteria Abbott berkisar 93-94 persen.