Maros (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, dan Indocement berkolaborasi mengembangkan teknologi pengolahan sampah Refuse Derived Fuel (RDF) untuk mengubah sampah menjadi bahan bakar alternatif.
"Sebagai kabupaten penyangga Kota Makassar, produksi sampah di Kabupaten Maros termasuk yang tertinggi, produksi sampah mencapai 150 ton per hari, sehingga harus dikelola serius," kata Bupati Maros AHS Chaidir Syam di Maros, Minggu.
Dia mengatakan Pemkab tak dapat mengolah sendiri sampahnya sehingga membutuhkan kolaborasi dengan mitra.
Produksi sampah itu, lanjut dia, dipicu pertumbuhan penduduk dan aktivitas ekonomi warga Maros, sehingga volume sampahnya dapat mencapai 150 ton per hari.
Baca juga: DLH Tangerang distribusikan puluhan ton bahan bakar alternatif hasil pengolahan mesin RDF
Baca juga: RDF Plant Rorotan jadi fasilitas pengolahan sampah terbesar
Berkaitan dengan hal itu, Pemkab Maros mengambil solusi jangka panjang, dengan mencoba mengembangkan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF) untuk mengelola sampah menjadi bahan bakar alternatif.