Jakarta (ANTARA) - Dari delapan keluarga yang melaporkan kehilangan anggotanya seusai peristiwa kebakaran gedung pusat perbelanjaan dan hiburan Glodok Plaza, di Tamansari, jakarta Barat, pada Rabu malam (15/1) lalu, ada satu keluarga yang melaporkan kehilangan anaknya, atas nama Oshima Yukari.
Beginilah kisahnya.
Menyusul kebakaran yang disebabkan oleh korsleting listrik itu, beredar informasi mengenai sejumlah jenazah yanga telah hangus terbakar dan adanya orang yang dikabarkan hilang. Salah satunya laporan kehilangan dari keluarga Oshima Yukari.
Oshima sehari-hari bekerja sebagai pramuri sebuah maskapai penerbangan.
Baca juga: RS Polri terima laporan 8 keluarga korban kebakaran Glodok Plaza Jakarta Barat
Ayahnya, bernama Edi Sunarsono (68) asal Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, langsung terbang ke Jakarta bersama ibunya pada Jumat pagi usai mendengar kabar dari saudaranya pada Kamis (16/1) sore.
Edi, saat ditemui di Rumah Sakit Bhayangkara Tk I Pusdokkes Polri (RS Polri) Kramat Jati, Jakarta Timur, bertutur bahwa "bulik" atau tante/bibi, yang juga adik Edi, yang mengabari soal musibah tersebut. Buliknya itu mendapat kabar dari anaknya bulik yang tinggal di Jakarta.
Kedatangan Edi ke Pos DVI Ante Mortem RS Polri Kramat Jati ini untuk memberikan laporan, data dan melakukan tes DNA.
Edi kaget saat melihat dan mendapatkan kabar kalau ada kebakaran terjadi di Glodok Plaza.
Baca juga: Mayat ditemukan di lantai 8 Glodok Plaza
Ketika dia tiba di RS Bhayangkari, belum dapat memastikan apakah jenazah korban kebakaran tersebut merupakan buah hatinya. Menurut dia, banyak jenazah yang belum bisa dikenali.
Oshima Yukari yang masih aktif sebagai pramugari ini terakhir mengabarkan kalau dirinya mau datang ke undangan teman pramugarinya yang berulang tahun.
Pertemuan terakhir Edi dan putrinya itu bertempat di Anjungan Provinsi Jawa Tengah di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur. Oshima menemui Edi yang berada di TMII untuk mengisi acara bersama Dewan Kesenian Kabupaten Kendal. Edi menjabat Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Kendal. Pemerintah Kabupaten Kendal mengutus Edi untuk mengisi acara di Taman Mini.
"Nah itu saya di sini datang, temui saya di situ. Terakhir kami ketemu di situ, di anjungan Taman Mini itu," katanya.
Baca juga: Kebakaran Glodok Plaza tewaskan empat orang
"Ini karena banyak yang tidak bisa dikenali, otomatis kan tes DNA, harapan saya 'clear' cocok dengan DNA anak saya, saya ingin segera," katanya.
Harapannya kalau "clear" bisa dibawa pulang (jenazahnya). "Kalau bisa loh ya. Harapan saya bawa pulang karena keluarga di sana sudah menunggu," katanya.
Di sisi lain, Edi juga masih mengharapkan adanya mukjizat berupa kabar anaknya yang hanya luka-luka saja sehingga bisa dirawat.
Berharap kabar baik
Edi mengungkapkan pramugari teman-teman Oshima Yukari juga turut menenangkan keluarga dan berharap masih ada kabar baik.
"Dari teman-teman pramugari semua, pokoknya 'Pak tenang, nanti kami mau ke Kendal semua, teman-teman pramugari'," katanya.
Teman-temannya itu juga membantu mengurusi anaknya yang dinyatakan hilang.
Baca juga: Kebakaran terjadi di gedung Glodok Plaza lantai 7, 8, dan 9
Ketika ditanyakan apakah ada firasat sebelumnya, Edi mengaku tiba-tiba berkeinginan mengunggah sebuah foto sang anak. Namun tiga hari setelahnya firasatnya lemas, bahkan untuk beraktivitas pun tidak enak.
"Kebetulan lama saya tidak 'upload' ya hari minggunya, hari Minggu saya kok apa itu 'upload' anak saya itu, tiga hari setelahnya kok aku lemas," katanya.
"Jadi biasanya aku senang 'dolan' malah nggak 'dolan' (biasanya seneng main tapi tidak main), ngerumati ternak (pelihara ternak) banyak di rumah itu kok lemes gitu," kata dia.
Edi masih berharap ada kabar baik tetapi kalaupun tidak dia harus ikhlas menerima kenyataan.
Baca juga: Dua jenazah kembali dievakuasi dalam kebakaran Glodok Plaza Jumat pagi
Dua jenazah lagi
Dua kantong jenazah korban kebakaran Glodok Plaza kembali tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Tk I Pusdokkes Polri (RS Polri) Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat malam. Sebelumnya, sejak Kamis (16/1) pukul 16.00 WIB, rumah sakit tersebut menerima satu kantong jenazah, lalu pukul 20.00 WIB menerima dua kantong jenazah. Sedangkan pada Jumat pagi pukul 09.44 WIB menerima dua kantong jenazah.
Dua kantong jenazah itu dibawa menggunakan dua ambulans dan tiba di RS Polri sekitar pukul 19.11 WIB.
Dua kantong jenazah itu langsung dibawa ke Gedung Instalasi Forensik RS Polri untuk proses identifikasi sebagai proses pengungkapan identitas korban.
Kedatangan dua kantong jenazah ini menambah jumlah kantong jenazah yang diterima RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, menjadi sebanyak tujuh kantong jenazah.
RS Polri telah membentuk tim Disaster Victim Identification (DVI) untuk melakukan pemeriksaan dan identifikasi jenazah korban kebakaran.
Dalam pemeriksaan jenazah itu, RS Polri bekerja sama dengan Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) serta Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor).
RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, telah mengidentifikasi jenazah korban lewat pemeriksaan DNA yang kemudian akan dicocokkan dengan DNA keluarga yang melapor anggota keluarganya ada yang hilang.
Kepala RS Polri Brigjen Polisi Prima Heru Yulihartono mengatakan pemeriksaan DNA bisa lebih membantu dalam mengidentifikasi jenazah karena kondisi jenazah sudah terbakar hebat.
Kondisi jenazah karena terbakar hebat. Jadi perlu proses pendalaman untuk identifikasi.