Bogor (Antara Megapolitan) - Dari hasil penelitian sebelumnya, hutan rakyat di wilayah Bogor Barat menunjukkan pentingnya peran hutan rakyat dalam meningkatkan kesejahteraan petani di pedesaan.
Hutan rakyat pola kemitraan memberikan harapan baru dalam pengembangan usaha hutan rakyat dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Tiga peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB) yakni Yulius Hero, Hardjanto dan Sri Rahaju dari Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan melakukan penelitian terkait Perilaku dan Strategi Pemasaran Kayu Rakyat Pola Kemitraan.
Metode penelitian pemasaran menggunakan pendekatan Marketing Mix (Bauran Pasar), analisis perilaku (behavior) stakeholders dan analisis strategi pemasaran menggunakan pendekatan analisis SWOT.
Berdasarkan hasil pengamatan ditemukan bahwa ada 15 faktor yang mempengaruhi pemasaran kayu rakyat pola kemitraan. Terdiri atas 4 faktor terkait produk (product), 7 faktor terkait harga (price), 3 faktor terkait distribusi (distribution), dan 1 faktor terkait promosi (promotion).
Analisis perilaku (behavior) yang dilakukan peneliti ini menunjukkan bahwa petani hutan rakyat pola kemitraan memilih pemasaran kayunya menuju industri Lokal. Sementara pedagang perantara memilih pemasaran kayu menuju industri besar.
Hasil analisis Matriks IE menunjukkan bahwa pemasaran kayu rakyat pola kemitraan berada di Sel 2 yakni Growth and Build (Tumbuh dan Kembang) dengan strategi pemasaran secara intensif dan integrasi.
Analisis SWOT menunjukkan Matrik IFE dan EFE berada pada kuadran I (satu), Strtegi SO (Strength-Opportunity) berupa strategi ofensif dengan cara menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.(IR/Zul)
Peneliti Kehutanan IPB Kaji Faktor Perilaku Dan Strategi Pemasaran Kayu Rakyat Pola Kemitraan
Rabu, 25 Oktober 2017 8:46 WIB
Hutan rakyat pola kemitraan memberikan harapan baru dalam pengembangan usaha hutan rakyat dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.