Bogor (Antara Megapolitan) - Mungkin Kata "Liken", masih terdengar asing ditelinga kitaâ€. Saat ini informasi mengenai keragaman liken di Indonesia sangat terbatas. Liken seringkali dianggap sebagai salah satu tumbuhan pengganggu (parasit) bagi tanaman lainnya, sehingga seringkali dihilangkan dan dibuang.
Liken (lichen) merupakan salah satu jenis tumbuhan hasil dari simbiosis antara fungi (jamur) dan ganggang hijau atau antara fungi dengan sianobakteri atau antara fungi dengan keduanya.
Hasil simbiosis tersebut menghasilkan jenis tumbuhan yang berbeda dari bentuk kedua induknya dan disebut liken.
Adapun bentuk talus (daun palsu) dari liken sangat bervariasi mulai dari krustos (seperti kerak), folios (seperti daun), frutikus (seperti tali atau benang berjuntai) ke atas dan skuamulos (seperti sisik).
Liken dapat tumbuh dan berkembang karena mempunyai kemampuan fotosintensis. Hal ini diperoleh dari fungi sehingga dapat menghasilkan karbohidrat dan nitrogen serta memperoleh mineral serta substrat lingkungan dari alga.
Banyak orang yang memanfaatkan liken sebagai salah satu obat tradisional, contohnya seperti di Cina dan di Florida, Amerika Serikat. Masyarakat Indian di sana menggunakannya sebagai obat batuk.
Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Ir Lisdar. A. Manaf mengatakan, disamping menjadi obat.
Liken pun dapat menjadi salah satu tolak ukur atau indikator kualitas udara di suatu wilayah. Karena beberapa liken hanya dapat tumbuh pada kualitas udara yang tidak mengandung kandungan logam atau bahan cemaran lainnya.
Polusi udara dapat mengganggu pertumbuhan, reproduksi, produksi bentuk talus, perubahan ultrastruktur pada bagian talus, perubahan fiksasi nitrogen, fotosintesis, respirasi dan metabolisme lainnya.
''Telah dilakukan beberapa upaya dalam pengumpulan informasi mengenai liken di Indonesia. Salah satunya dengan cara mapping (pemetaan) wilayah pada talus di daerah tinggi polusi dan rendah polusi seperti Kebun Raya Bogor sebagai kontrol. Maka terlihat beberapa jenis liken yang sensitif terhadap polusi dan tidak,'' tutur Prof. Lisdar.
Di Kampus IPB pun telah ditemukan salah satu jenis liken yaitu jenis leptogium yang terletak di salah satu pohon yang berdiri di depan Asrama Internasional.
Jenis leptogium termasuk ke dalam jenis liken yang sensitif terhadap polusi sehingga dapat diartikan bahwa kualitas udara di Kampus IPB ini cukup baik , karena liken jenis ini bisa tumbuh.
''Salah satu program besar IPB yaitu menjadikan salah satu kampus berbasis hijau (Green Campus). Hingga saat ini usaha tersebut tidaklah sia-sia dan dapat dibuktikan dengan terdapatnya liken jenis Leptogium,'' tambahnya.
Pengumpulan informasi mengenai jenis liken dapat berkembang lebih jauh dan didukung metode-metode yang lebih baik. (GG/ris)
Kualitas Udara Di Kampus IPB Bagus, Ini Buktinya...
Selasa, 17 Oktober 2017 22:39 WIB
Salah satunya dengan cara mapping (pemetaan) wilayah pada talus di daerah tinggi polusi dan rendah polusi seperti Kebun Raya Bogor sebagai kontrol.