Kota Bogor (ANTARA) - Penjabat Wali Kota Bogor, Jawa Barat, Hery Antasari mengungkap sejumlah faktor penyebab tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada Serentak 2024 di wilayahnya hanya sebesar 63 persen dari target 85 persen.
Hery di Kota Bogor, Rabu, menyebutkan faktor penyebab itu antara lain surat undangan pemilih terlambat datang ke rumah-rumah warga, menyebabkan warga tidak datang ke tempat pemungutan suara (TPS).
Kemudian, cuaca hujan pada hari pencoblosan kertas suara pada 27 November lalu juga membuat pemilih tidak memberikan hak suaranya.
“Karena hujan, mungkin ada yang tertunda sampai malam belum disampaikan di H-1. Kemudian ada faktor hujan pada hari pelaksanaannya,” katanya.
Selain itu, Hery menjelaskan, berdasarkan analisa Desk Pilkada, euforia masyarakat dan antusias kepada pemilihan sudah memuncak ketika Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif pada Februari lalu.
“Sekarang sedang turun. Kalau Pileg seluruh calon anggota DPR, DPD, DPRD, ikut kampanye. Sekarang oleh para paslon saja, jadi banyak faktor,” katanya.
Hery mengatakan sosialisasi yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Desk Pilkada sudah cukup dilakukan. Beberapa di antaranya dengan meminta 68 kelurahan di wilayahnya dengan memasang spanduk ajakan datang ke TPS dan mencoblos.
“Sosialisasi sudah cukup, banyak faktor lain di luar kendali dan itu terjadi di seluruh Indonesia,” kata Hery.
Hery menyampaikan capaian tersebut kepada Menteri Dalam Negeri pada rapat evaluasi Pilkada Serentak 2024 serta menyampaikan banyak faktor penyebab tingkat partisipasi yang tidak mencapai target.
Kendati demikian, Hery tetap mengapresiasi kelurahan-kelurahan di Kota Bogor yang berhasil meraih tingkat partisipasi Pilkada terbaik.
“Tetap ada effort yang harus diapresiasi,” ujarnya.