Medan (ANTARA) - Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Provinsi Sumatera Utara mencatat sekitar 55.270 warga Kabupaten Deli Serdang terdampak luapan sungai akibat curah hujan dengan intensitas tinggi pada Selasa (26/11).
Berdasarkan laporan yang diterima, di Medan, Jumat, banjir yang diakibatkan meluapnya Sungai Belumai, Sei Belawan dan Sungai Bah Balua itu melanda 10 kecamatan setempat.
Adapun ke-10 kecamatan itu, yakni Kecamatan Batang Kuis, Bangun Purba, Deli Tua, Namorambe,Patumbak, Sunggal, Hamparan Perak, Labuhan Deli, Tanjung Morawa, Percut Sei Tuan.
Kecamatan Sungal, merupakan wilayah yang paling banyak masyarakatnya yang terdampak yakni 22.710 Jiwa dengan 6.266 kartu keluarga (KK), lalu disusul Percut Sei Tuan 16.937 jiwa dengan 4.360 KK dan Tanjung Morawa 5.395 Jiwa dari 1.335 KK
Selanjutnya, Kecamatan Batang Kuis 5.635 jiwa1479 KK, Namorambe 2.111 KK, Patumbak 1474 jiwa 346 KK, Deli Tua 1.008 Jiwa 257 KK, Hamparan Perak 1,292 KK.
Baca juga: Tiga kabupaten di Sumatera Barat dilanda banjir dan banjir bandang
Baca juga: 430 hektare lahan pertanian di empat kecamatan Pasaman Barat terdampak banjir pada Jumat
Untuk kecamatan Bangun Purba dan Labuhan Deli berdasarkan laporan tersebut masih dilakukan pendataan terhadap masyarakat yang terdampak.
Dari 55.270 masyarakat Kabupaten Deli Serdang yang terdampak bencana banjir itu hanya sembilan kartu keluarga yang mengungsi dan untuk korban jiwa dan luka luka masih dilakukan pendataan
Saat ini, berkoordinasi dengan pihak pemerintah setempat, melakukan pemantauan dan pendataan di lokasi banjir, mempersiapkan peralatan evakuasi untuk masyarakat yang membutuhkan pertolongan serta melakukan evakuasi warga yang terdampak banjir merupakan upaya yang dilakukan BPBD Kabupaten Deli Serdang.
Kepala Bidang Penanganan Darurat, Peralatan, dan Logistik BPBD Sumut Sri Wahyuni Pancasilawati mengatakan bahwa sejumlah daerah di wilayah ini terlanda bencana alam.
Atas kejadian tersebut, pihaknya bersama pemangku kebijakan terkait menyarankan status siaga darurat bencana di provinsi setempat.
Baca juga: Banjir dan longsor akibatkan dua orang tewas di Padang Pariaman
Yuyun, sapaan akrabnya, mengatakan status siaga darurat bencana dilakukan mengingat sejumlah wilayah provinsi ini mengalami bencana hidrometeorologi yang terjadi dalam satu pekan belakangan.
"Siaga darurat ini bertujuan agar kita mempersiapkan kesiapsiagaan Provinsi Sumatera Utara menghadapi musim hujan," ujar Yuyun.
Yuyun mengaku saran status siaga darurat bencana tersebut telah disampaikan dan tengah menunggu persetujuan dari Pj Gubernur Sumatera Utara agar menetapkan status siaga itu.
"Pak Pj Gubernur sangat merespon, saat ini tengah penandatanganan," ujarnya.