"Dengan sinergi yang baik antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan stakeholder lainnya, termasuk pengurus pondok pesantren, diharapkan dapat tercipta ekosistem yang mendukung guna pertumbuhan dan keberlanjutan IKM di Indonesia, serta pemberdayaan ekonomi yang merata di seluruh wilayah Indonesia,” ujar Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Reni Yanita di Jakarta, Selasa.
Dirinya mengatakan, dalam kurun waktu satu dekade terakhir, pihaknya tercatat telah membina 11.164 orang santri di 114 pondok pesantren yang tersebar di seluruh wilayah tanah air.
Baca juga: Program santripreneur bertujuan untuk optimalkan bonus demografi
Baca juga: Santripreneur Camp bantu pemerintah tambah jumlah pengusaha
Ia berargumen pondok pesantren memiliki potensi strategis untuk dikembangkan sebagai tempat penumbuhan ribuan WUB. Hal itu karena, para santri yang memiliki keterampilan dan pengetahuan berwirausaha dapat menjadi penopang pondok pesantren sebagai tempat pengembangan (agent of development) dalam memacu pemberdayaan ekonomi masyarakat.
"Pengembangan wirausaha di pondok pesantren tidak hanya akan memberikan manfaat bagi individu yang terlibat, tetapi juga kontribusi positif bagi perekonomian lokal di sekitar pondok pesantren,” kata Reni.
Lebih lanjut, dirinya mencontohkan Pondok Pesantren Miftahul Huda Affandy di Tasikmalaya menjadi salah satu pondok pesantren yang mendapatkan fasilitasi bimbingan teknis produksi dan fasilitasi mesin/peralatan WUB industri kecil menengah (IKM) furnitur. Kegiatan itu dalam rangka pelaksanaan program Santripreneur tahun 2024 yang dilaksanakan pada tanggal 13 – 17 Juli 2024.
Baca juga: Kemenperin tumbuhkan jiwa wirausahawan santri Indonesia
Direktur IKM Pangan, Furnitur, dan Bahan Bangunan Kemenperin Yedi Sabaryadi menjelaskan, sebanyak 20 peserta yang merupakan santri Ponpes Miftahul Huda Affandy mengikuti kegiatan ini, sehingga diharapkan bisa mendorong tumbuhnya pelaku industri furnitur di lingkungan pondok pesantren.
"Dengan program ini, harapannya para santri dapat menjadi santri milenial, yaitu santri yang mampu berproduksi dengan baik serta menguasai perkembangan teknologi digital dalam menjalankan unit usaha industri, hingga pada akhirnya turut serta membuka lapangan pekerjaan dan menebar manfaat berlipat,” kata Yedi.