Bekasi (Antara Megapolitan) - Dewan Transportasi Kota Bekasi, Jawa Barat, menyikapi angkutan umum massal Transpatriot dengan merekomendasikan pemerintah setempat untuk memprioritaskan penambahan kapasitas jalan baru terlebih dahulu.
"Logikanya saat ini, badan jalan di Kota Bekasi segitu-gitu saja tidak ada penambahan. Kalau tetap dipaksakan menambah operasional angkutan umum baru kan efeknya pasti kemacetan," kata Humas Dewan Transportasi Kota Bekasi Dani Wahab di Bekasi, Jumat.
Hal itu dikatakannya menyikapi wacana operasional Transpatriot yang akan digulirkan pada September 2017 untuk taryek Terminal Induk Kota Bekasi - Pondokgede.
Menurut Dani, Pemkot Bekasi telah mengalokasikan anggaran sekitar Rp11 miliar pada 2017 untuk membeli sembilan unit kendaraan minibus Transpatriot.
"Kalau Transpatriot tetap dipaksakan hadir di tengah masyarakat Kota Bekasi, tanpa ada perluasan jalan, tentu saja akibatnya kemacetan," katanya.
Selain itu, kata dia, trayek yang ditempuh Transpatriot melalui Jalan Cut Meutia - Jalan Ahmad Yani - Jalan Raya Jatiasih - Pondokgede akan berpotensi pada timbulnya konflik persinggungan trayek dengan angkutan umum K09.
"Taryek mereka sama, pasti akan rebutan trayek," katanya.
Dikatakan Dani, solusi yang ditawarkan pihaknya terhadap operasional Transpatriot adalah dimanfaatkan untuk taryek antarmal dan pusat pelayanan publik.
"Disebar secara parsial saja trayeknya ke sejumlah mal atau kantor-kantor pelayanan publik. Jadi Transpatriot cukup menjangkau pusat perbelanjaan," katanya.
(ADV/Humas Pemkot Bekasi).
Dewan Transportasi Kota Bekasi Sikapi Operasional Transpatriot
Sabtu, 13 Mei 2017 7:38 WIB
Kalau Transpatriot tetap dipaksakan hadir di tengah masyarakat Kota Bekasi, tanpa ada perluasan jalan, tentu saja akibatnya kemacetan.