Kota Bogor (ANTARA) - Penjabat (Pj) Wali Kota Bogor Hery Antasari mengingatkan para pelayan publik untuk memahami karakter masyarakat yang dilayani saat ini sudah mulai berubah, agar ke depan tidak terjadi konflik saat pelayanan berlangsung.
Hery di Kota Bogor, Jawa Barat, Senin, mengatakan hal itu terjadi tidak hanya di wilayahnya saja. Namun di pelayanan publik secara umum.
“Kita menghadapi adanya perubahan yang signifikan tetapi banyak kota luput menjadi perhatian, yaitu perubahan karakter penduduk yang kita layani,” kata Hery.
Baca juga: Pj Wali Kota Bogor apresiasi peringatan HJB ke-542 yang guyub
Selepas pandemi Covid-19 sekitar tahun 2022 hingga 2023, menurut Hery banyak kehidupan aktivitas masyarakat yang jauh berubah. Sehingga pemerintah harus memahami apa saja yang berubah, termasuk ekspektasi dari masyarakat sendiri.
“Kadang kita sebagai pelayan publik, masyarakat yang dilayani ada beberapa harus ada adjusment lagi. Ini kalau soal evaluasi ya,” ucapnya.
Hery mengatakan, aktivitas masyarakat dulunya tidak terlalu banyak memanfaatkan aplikasi daring. Namun, pasca-pandemi mayoritas masyarakat sudah terbiasa menggunakan aplikasi tersebut sampai sekarang.
Belum lagi, kata Hery, 70 persen masyarakat yang dilayani saat ini berasal dari generasi milenial dan Z. Serangkan, pelayan publik mayoritas berasal dari generasi X.
Baca juga: Pj Wali Kota Bogor imbau tidak ada praktik titip-menitip pada PPDB 2024
“Jadi ada gap karakter yang harus kita pahami perbedaannya, kompetensi kita hsrus kita tingkatkan agar memahami karakter mereka. Kalau nggak, banyak konflik di lapangan,” jelasnya.
Hery menilai, generasi saat ini diibaratkan seperti buah stroberi yang banyak manfaatnya, indah, pintar, aktif, kreatif, dan memiliki banyak informasi. Tetapi ketika ada tekanan, generasi ini menuntut lebih dengan komplain dan memviralkan di media sosial.
“Termasuk di ASN (aparatur sipil negara) juga banyak. Perubahan sektor pelayanan publik untuk kita melayani itu, biar nggak ada konflik lagi,” ujarnya.